Wapres Anggap Biasa Dinamika Pra Muktamar NU ke-34 di Lampung


Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan pidato dalam acara peluncuran Index Kerawanan Pemilu (IKP) di Jakarta, Selasa (25/2/2020). Bawaslu meluncurkan Pilkada 2020 IKP ini untuk memetakan potensi kerawanan Pilkada Serentak 2020 yang berlangsung di 270 daerah dengan fungsi antisipasi dan pencegahan dini.AKTUALITAS.ID/Munzir

AKTUALITAS.ID – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menganggap biasa terkait dinamika pra Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama(NU) di Lampung. Dia menilai NU memiliki tradisi mengakhiri gegeran atau pertikaian menjadi ger-geran atau senda gurau.

“Oh itu biasa. NU itu kalau mau muktamar itu mesti gegeran dulu. Nah ribut, selesai nanti gergeran. Itu udah selesai yasudah.
Ketawa-ketawa aja. Itu istilahnya sebelum muktamar gegeran dulu, ada dinamika. Tapi kalau udah selesai, selesai. Kalau dulu-dulu begitu,” kata Ma’ruf Amin saat berbincang dengan awak media di BKaro Coffe Shop, Parapat, Sumatera Utara,Kamis(9/12/2021).

Ma’ruf Amin pun berharap muktamar NU kali ini seperti muktamar sebelumnya. Sehingga tidak ada polemik yang berkelanjutan.
“Saya harapkan seperti itu. Tidak berkelanjutan. Kalau berkelanjutan itu repot,” harapnya.

Untuk diketahui kontestasi Muktamar NU kian ketat. Pilihannya antara kandidat calon Ketua Umum PBNU sudah mengerucut pada dua nama yakni KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj menyatakan siap maju kembali menjadi calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode ketiga. Keputusan ini diambil setelah menerima permintaan dan perintah dari para kiai sepuh se-Indonesia.
“Setelah saya anggap cukup ziarah ke para aulia itu, saya mendapatkan ketenangan hati, ketetapan hati. Saya terima permintaan atau perintah dari para kiai sepuh,” ungkapnya.

Dia menyebut para kiai sepuh yang memintanya kembali memimpin PBNU antara lain Maulana Habib Luthfi (Perkalongan), Tuan Guru Turmudzi (Lombok), Kiai Haji Muhtadi (Banten), Hadrutosyah Kiai Timrois Kalimutu (Kendal), KH Agoes Ali Masyhuri (Sidoarjo), dan Kiai Bustomi (Tasikmalaya).

“Untuk meneruskan kembali program NU dalam 5 tahun ke depan. Antara lain menuntaskan program dan terobosan yang telah kita rintis, pembangunan Universitas NU dan ITS NU yang sampai saat ini, ketika periode Menteri Pak Nuh 24, periode Menteri Pak Nasir sampai ke 38. Periode Pak Nadiem ini ditambah 5 jadi 43,” katanya.
Attachments area

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>