Protes Kebijakan Covid Macron, Guru di Prancis Mogok Mengajar


Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Banyak guru di Prancis yang melakukan aksi mogok mengajar sebagai bentuk protes kebijakan pandemi Covid-19 Presiden Emmanuel Macron, Kamis (13/1).

Kementerian Pendidikan Prancis menuturkan hampir 40 persen guru sekolah dasar mogok kerja. Namun, serikat pekerja Snuipp menilai angka guru yang mogok kerja lebih dahsyat lg hingga mencapai 75 persen.

Menurut Snuipp, mogok kerja ini merupakan wujud dari keputusasaan yang tumbuh di beberapa sekolah.

Dengan banyaknya guru yang terinfeksi Covid-19 juga kesulitan yang dialami saat menggabungkan kelas jarak jauh serta tatap muka, Snuipp menuturkan “bukan sekolah yang dibuka, tetapi seperti penitipan anak”.

Mereka juga mengeluhkan sejumlah guru yang tak bisa mengajar dengan baik, tak cukup terlindungi dari infeksi virus corona, dan sering mendengar perubahan kebijakan kesehatan lewat media dibandingkan resmi
.
“Pemerintah mengumumkan banyak kebijakan, tetapi tidak ada yang memikirkan apa artinya bagi staf di lapangan,” ucap Olivier Flipo, seorang kepala sekolah di Paris, kepada AFP.

Beberapa orang tua yang ditemui AFP di jalan mendukung aksi mogok ini.

“Saya mengerti guru-guru dan posisi mereka, kelas-kelas terlalu besar, mereka tak mendapatkan upah yang cukup, kondisi kerja mereka tak cukup baik,” kata Akim Aouchiche.

“Ini cara mereka untuk didengar. Saya mengerti apa yang mereka minta, itu dibenarkan, mereka tidak melakukan ini untuk mengganggu kita,” kata penasihat pajak Alexandra Stojek.

“Sampai saat ini, publik berpikir pemerintah dan Presiden Emmanuel Macron telah mengatasi krisis dengan baik,” kata Brice Teinturier dari jajak pendapat Ipsos.

Pada Senin (10/1), Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengumumkan pelonggaran aturan pengecekan Covid-19 terhadap murid yang melakukan kontak erat dengan orang terinfeksi.

Perubahan aturan ini dilatarbelakangi oleh antrean panjang yang muncul untuk tes Covid-19 di luar klinik.

“Kita mendengar dan membuat perubahan,” kata juru bicara pemerintah, Gabriel Attal, Rabu (12/1).

Sementara itu, Prancis tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu. Pada Rabu (12/1), negara ini mencatat kenaikan kasus infeksi harian sebanyak 332.476, dikutip dari data Universitas Johns Hopkins.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>