DUNIA
187 Orang Tewas, Bangladesh Perpanjang Jam Malam untuk Atasi Kerusuhan
AKTUALITAS.ID – Pemerintah Bangladesh terus memberlakukan jam malam, pemadaman internet, dan patroli militer hingga Kamis untuk meredam kerusuhan yang telah menewaskan 187 orang di tengah aksi protes terhadap reformasi pekerjaan publik.
Perintah ini memperpanjang jam malam yang sebelumnya hanya berlaku hingga Selasa, serta menambah pengerahan aparat militer yang dimulai sejak Jumat lalu.
Langkah ini diambil setelah Mahkamah Agung Bangladesh memutuskan untuk menurunkan kuota pekerjaan publik dari 56 persen menjadi 7 persen pada Senin malam. Pengumuman tersebut memicu kemarahan mahasiswa yang mengultimatum pemerintah untuk mengembalikan kuota pekerjaan publik dalam 48 jam.
Kerusuhan ini meningkat menjadi kekerasan ketika polisi dan anggota partai Liga Awami yang berkuasa diduga melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa pekan lalu. Inspektur pos polisi Rumah Sakit Dhaka Medical College, Md Bachchu Mia, mengungkapkan bahwa rata-rata 70-80 pelajar dan warga dibawa ke rumah sakit setiap hari sejak Selasa (16/7) lalu.
Menurut laporan surat kabar Prothom Alo, sedikitnya 187 orang telah tewas dan ratusan lainnya terluka sejak hari itu, dengan 13 orang kehilangan nyawa di rumah sakit pada Senin.
Para pebisnis yang menemui Perdana Menteri Sheikh Hasina pada Senin mengeluhkan bahwa pemadaman internet total telah mematikan bisnis mereka. Meskipun demikian, mereka tetap mendukung perdana menteri dan meminta agar layanan digital segera dipulihkan. PM Hasina mengatakan bahwa jam malam dan pemadaman internet akan berlanjut hingga situasi membaik.
Lebih dari 2.000 orang, yang sebagian besar merupakan pendukung partai oposisi Nasionalis Bangladesh dan Jamaat-e-Islami, telah ditangkap di seluruh negeri atas tuduhan kekerasan. Protes terhadap sistem kuota 56 persen pekerjaan publik ini membuat pemerintah menutup institusi pendidikan untuk mengatasi kerusuhan tersebut.
Sekitar 30 persen dari kuota pekerjaan publik diperuntukkan bagi keluarga veteran perang kemerdekaan. Namun, Mahkamah Agung pada Minggu mengarahkan pemerintah untuk mengurangi kuota menjadi 7 persen, termasuk 5 persen bagi keluarga veteran perang.
Pemadaman internet sejak Kamis lalu membatasi arus informasi dari Bangladesh, sehingga banyak media lokal tidak bisa memperbarui situs web mereka. Layanan internet pita lebar (broadband) diperkirakan akan pulih pada Selasa malam. (YAN KUSUMA/RAFI)
-
RIAU12/12/2025 19:00 WIBPolsek Kandis Bongkar Peredaran Narkoba Besar, Pelaku Bawa 74 Paket Sabu dan 501 Ekstasi
-
NASIONAL13/12/2025 06:00 WIBPurbaya: Tidak Akan Kirim Barang Ilegal untuk Korban Bencana
-
NASIONAL13/12/2025 07:00 WIBPAN Desak Revisi UU Migas untuk Mempercepat Investasi di Sektor Miga
-
OASE13/12/2025 05:00 WIBSurat Al-Mujadalah Ayat 11 Ayat 11: Pentingnya Menuntut Ilmu bagi Umat Muslim
-
JABODETABEK13/12/2025 05:30 WIBMau Malam Mingguan? Cek Dulu Cuaca Jabodetabek Sabtu 13 Desember
-
RAGAM13/12/2025 13:30 WIBData Terbaru BLS: Ini Daftar 10 Pekerjaan dengan Lowongan Terbanyak untuk Lulusan S1
-
OTOTEK13/12/2025 11:30 WIBElon Musk dan X Dihadapkan pada Petisi Pengembalian Merek Twitter
-
NASIONAL13/12/2025 11:00 WIBDPR Minta Pemda Waspadai Bibit Siklon Tropis 93S