Connect with us

Dunia

Jumlah Lansia Bekerja di Jepang Capai Rekor Tertinggi di Tengah Krisis Demografis

Published

on

Para pekerja lansia di Jepang. (Foto: Te Japan Times)

AKTUALITAS.ID – Jepang terus menghadapi tantangan besar akibat penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, dengan semakin banyaknya warga lanjut usia (lansia) yang tetap bekerja di usia senja. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri Jepang, jumlah lansia yang bekerja mencapai rekor tertinggi, yakni 9,14 juta orang pada tahun lalu.

Fenomena ini terjadi di tengah penurunan populasi yang signifikan. Saat merayakan Hari Penghormatan Lansia pada Senin (16/9/2024), Jepang mencatat penurunan jumlah penduduk terbesar sepanjang sejarah, yakni sebanyak 861 ribu orang dalam setahun. Pada 2023, total populasi Jepang turun menjadi 121,56 juta, melanjutkan tren penurunan yang sudah berlangsung selama 15 tahun terakhir.

Data terbaru menunjukkan bahwa dari total populasi lansia yang berusia 65 tahun ke atas sebanyak 36,25 juta orang, 25,2 persen di antaranya masih aktif bekerja. Jumlah ini menandakan bahwa hampir seperempat lansia di Jepang tetap terlibat dalam aktivitas ekonomi, baik di sektor formal maupun informal.

Menariknya, meskipun jumlah lansia pria yang bekerja menurun sebesar 40 ribu orang menjadi 5,34 juta orang, jumlah lansia wanita yang bekerja justru meningkat. Kementerian Dalam Negeri mencatat kenaikan sebesar 50 ribu lansia wanita bekerja, sehingga totalnya mencapai 3,8 juta orang.

Namun, di balik peningkatan jumlah lansia yang masih bekerja, Jepang menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan demografisnya. Penurunan angka kelahiran dan bertambahnya populasi lansia menciptakan kekhawatiran akan keberlangsungan tenaga kerja di masa depan serta beban ekonomi terkait perawatan kesehatan dan jaminan sosial bagi para lansia.

Para pakar demografi menilai bahwa tren ini merupakan cerminan dari tantangan yang semakin mendesak untuk segera ditangani oleh pemerintah Jepang. Selain dorongan bagi lansia untuk terus aktif bekerja, pemerintah juga dihadapkan pada tugas berat untuk memperbaiki angka kelahiran dan memudahkan kaum muda dalam berkarier dan membentuk keluarga.

Dalam menghadapi masalah ini, Jepang telah memperkenalkan berbagai kebijakan untuk mendukung peningkatan partisipasi angkatan kerja dan mempromosikan teknologi otomatisasi di sektor industri. Namun, kebijakan tersebut belum cukup untuk sepenuhnya mengatasi masalah demografis yang semakin mengkhawatirkan.

Jepang kini menghadapi pilihan sulit dalam menyeimbangkan antara mengelola peningkatan usia kerja, menjaga kualitas hidup lansia, dan memastikan kesinambungan ekonomi. 

Dengan terus menurunnya populasi muda, masa depan Jepang bergantung pada bagaimana negara ini beradaptasi dengan perubahan besar dalam struktur demografinya.  (KAISAR/RAFI)

Trending

Exit mobile version