Connect with us

Dunia

Sekjen PBB: “Kemanusiaan Hancur Total di Gaza,” Serukan Penghentian Agresi Israel

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan situasi di Gaza sebagai “kehancuran total kemanusiaan,” mengutuk kekerasan yang terus berlangsung selama lebih dari 14 bulan akibat agresi Israel. Guterres menekankan bahwa krisis kemanusiaan yang mendera Gaza sudah mencapai titik terburuk dan harus segera dihentikan.

“Bencana di Gaza adalah kehancuran total kemanusiaan kita. Mimpi buruk ini harus dihentikan. Kita tidak bisa terus menutup mata,” tulis Guterres melalui postingan di platform X pada akhir pekan lalu, mengungkapkan keprihatinannya terhadap penderitaan yang terus meluas di wilayah tersebut.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyuarakan keprihatinan mendalam terkait kondisi darurat yang semakin parah di Gaza, terutama dengan datangnya musim dingin. “Sekitar 545.000 orang di Gaza tinggal di bangunan rusak dan tempat penampungan sementara. Ini memperburuk kebutuhan mendesak akan pasokan bantuan, termasuk terpal dan bahan perbaikan untuk melindungi mereka dari cuaca dingin,” kata Dujarric dalam konferensi pers.

Dujarric juga mencatat bahwa 50 truk yang membawa pasokan kemanusiaan penting, termasuk selimut, obat-obatan, dan generator, telah terjebak di perbatasan Mesir selama berminggu-minggu. “Banyak dari truk-truk ini tertunda lebih dari 50 hari,” tambahnya, menyoroti kesulitan yang dihadapi PBB dalam mengirimkan bantuan ke Gaza akibat kontrol ketat yang dilakukan Israel terhadap jalur masuk bantuan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menyoroti penderitaan yang dialami oleh hampir satu juta anak-anak di Gaza. “Anak-anak ini menghadapi musim dingin tanpa tempat tinggal, makanan, air, dan perlindungan dasar. Penderitaan mereka harus dihentikan, dan mereka membutuhkan gencatan senjata sekarang,” tegasnya, menyerukan tindakan internasional untuk melindungi hak-hak anak di Gaza.

Serangan udara Israel di Gaza terus mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur penting. Sabtu malam, serangan Israel di lingkungan Tuffah, timur Kota Gaza, menewaskan tiga warga Palestina dan melukai sejumlah lainnya. Selain itu, serangan di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas medis, termasuk ruang operasi dan peralatan vital seperti generator oksigen dan tangki air.

Di tengah serangan yang semakin intensif, Israel menghadapi kritik internasional atas pelanggaran hak asasi manusia dan potensi pelanggaran konvensi internasional terkait genosida. Mahkamah Internasional (ICJ) telah mengeluarkan keputusan yang mengikat secara hukum, memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan militernya, namun serangan brutal di Gaza terus berlanjut tanpa henti.

Sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2024, lebih dari 44.664 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 105.976 lainnya terluka. Diperkirakan lebih dari 10.000 orang masih terjebak di bawah reruntuhan rumah mereka. Selain itu, hampir dua juta orang terpaksa mengungsi, sebagian besar menuju kota Rafah di selatan Gaza yang kini menjadi tempat penampungan terbesar bagi pengungsi Palestina.

PBB dan berbagai organisasi internasional terus menyerukan agar dunia mengakhiri agresi ini, dan menghentikan penderitaan rakyat Gaza yang sudah tak tertahankan. (Enal Kaisar)

Trending

Exit mobile version