Connect with us

EKBIS

IHSG Menguat 0,63% di Akhir Pekan, Investor Perhatikan Level Support Kunci

Aktualitas.id -

Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,63% ke level 7.118,28 pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (31/1/2025).

Berdasarkan data dari RTI Business pada pukul 09.01 WIB, IHSG menunjukkan penguatan sebesar 44,80 poin dengan rentang pergerakan antara 7.110 hingga 7.122.

Total volume perdagangan hari ini mencapai 295,35 juta lembar saham, dengan nilai transaksi sekitar Rp194,80 miliar dan frekuensi perdagangan mencapai 19.281 kali. Dari segi pergerakan saham, tercatat 169 saham mengalami penguatan, 91 saham melemah, dan 216 saham stagnan.

Kapitalisasi pasar bursa Indonesia kini mencapai Rp12.380 triliun.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis (30/1/2025), IHSG ditutup melemah 0,34% atau 24,49 poin ke level 7.232,64, meski sempat mencapai posisi tertinggi di 7.324,63.

Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG kemarin dikarenakan pergerakan di bawah level support 7.100. Dia mengingatkan bahwa ini merupakan penyesuaian pasar setelah libur panjang.

“Selanjutnya, perhatikan pivot area 7.050-7.075. Pelemahan yang terjadi merupakan temporary normal pullback, jika IHSG bertahan pada area tersebut,” ujar Valdy.

Namun, jika IHSG melanjutkan pelemahan di bawah 7.050, dia memperingatkan kemungkinan terjadi minor reversal hingga level psikologis 7.000.

Dari pasar internasional, Wall Street mengalami penurunan signifikan menjelang penutupan seiring dengan pengumuman tarif impor baru dari Presiden AS, Donald Trump. Sementara itu, di Eropa, sebagian besar indeks mencatatkan penguatan dipicu oleh keputusan European Central Bank (ECB) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 2,75%, yang dinilai mendekati level inflasi Euro Area.

Keputusan ECB ini diharapkan dapat memengaruhi kebijakan Bank Indonesia dalam pemangkasan suku bunga acuan. Namun, dalam jangka pendek, langkah tersebut dapat mendorong penguatan indeks dolar AS yang berpotensi berdampak negatif pada nilai tukar Rupiah.

Di dalam negeri, pelaku pasar kini tengah mengantisipasi rilis data inflasi dan indeks manufaktur yang dijadwalkan pada awal pekan depan, serta laporan kinerja keuangan dari beberapa emiten seperti BBRI dan BMRI di sisa pekan ini. (Damar Ramadhan)

TRENDING

Exit mobile version