Connect with us

EKBIS

Sentimen Suku Bunga The Fed Bikin Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Menguat

Aktualitas.id -

Ilustrasi,Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Rupiah memulai pekan dengan performa gemilang, dibuka menguat tajam pada perdagangan pasar spot hari ini, Senin (4/8/2025). Penguatan ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah sangat kuat. Rupiah dibuka menguat 0,28% ke level Rp16.447 per dolar AS dan terus melaju hingga menyentuh kisaran Rp16.422 per dolar AS. Ini menandakan kekuatan rupiah yang signifikan.

Secara teknis, penguatan ini sangat positif. Rupiah berhasil menembus level resistance terdekat dan berpeluang besar untuk melanjutkan penguatan ke level resistance selanjutnya di Rp16.410 per dolar AS. Bahkan, jika tren ini terus berlanjut, level optimistis penguatan rupiah dalam jangka pendek adalah Rp16.300 per dolar AS.

Penguatan rupiah tidak sendirian. Mayoritas mata uang di Asia ikut bersemangat di zona hijau. Baht Thailand memimpin dengan lonjakan hingga 1,19%, diikuti peso Filipina 0,98%, dan ringgit Malaysia 0,94%. Rupiah sendiri menguat 0,49%, diikuti oleh dolar Taiwan, won Korea Selatan, dolar Singapura, serta yuan Tiongkok dan offshore.

Sentimen pemicu utama datang dari Amerika Serikat. Data tenaga kerja AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan penurunan signifikan, memicu spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September. Probabilitas penurunan suku bunga kini diperkirakan mencapai 90%.

“September adalah waktu yang tepat untuk penurunan suku bunga—dan mungkin bahkan pemotongan 50 basis poin untuk mengganti waktu yang hilang,” ujar Jamie Cox dari Harris Financial Group, seperti dilansir Bloomberg News.

Kekuatan rupiah di awal pekan ini memberikan angin segar bagi pasar domestik. Ditambah lagi, Indonesia akan segera mengumumkan laporan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal II-2025. Konsensus pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,8% secara tahunan (year-on-year), sedikit melambat dari kuartal sebelumnya, namun tetap menunjukkan ketahanan ekonomi nasional. (Yoke Firmansyah/Mun)

TRENDING

Exit mobile version