Connect with us

EKBIS

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Sentimen Positif Pasar Keuangan Asia, Berikut Rinciannya

Aktualitas.id -

Ilustrasi kenaikan Rupiah, Dok: aktualit.id - ai

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan tipis pada perdagangan Selasa (21/10/2025). Menguatnya rupiah ini seiring dengan meningkatnya sentimen positif atau risk-on di pasar keuangan kawasan Asia.

Menurut data Bloomberg pada pukul 09.35 WIB di pasar spot exchange, rupiah menguat sebesar 3 poin atau 0,02% menjadi Rp 16.572 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar naik 0,08% ke level 98,66. Pada perdagangan sebelumnya, Senin (20/10/2025), rupiah juga ditutup menguat 15 poin di posisi Rp 16.575 per dolar AS.

Mengutip TradingView, mayoritas mata uang Asia turut mencatat penguatan ringan terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya optimisme investor terhadap prospek ekonomi global dan meredanya ketegangan geopolitik.

Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyatakan keyakinannya bahwa pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping akan menghasilkan kesepakatan dagang yang fantastis turut menjadi faktor pendorong optimisme pasar. Selain itu, Trump juga menepis kekhawatiran atas langkah Beijing yang sempat menahan pasokan logam tanah jarang (rare earth).

Menurut Senior FX Strategist National Australia Bank (NAB) Rodrigo Catril, pernyataan Trump ini mendorong optimisme baru bahwa hubungan dagang AS-China dapat segera membaik. Sentimen pasar juga mendapat dukungan dari komentar Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Kevin Hassett, yang menyebut penutupan sementara pemerintahan AS (government shutdown) berpeluang berakhir dalam pekan ini.

Pergerakan mata uang Asia pada perdagangan hari ini bervariasi. Won Korea (USD-KRW) turun tipis 0,1% ke 1.420,10, dolar Singapura (USD-SGD) melemah 0,1% ke 1,2927, sementara dolar Australia (AUD-USD) naik 0,1% ke 0,6518.

Dengan penguatan rupiah ini, investor diharapkan dapat terus memantau perkembangan pasar keuangan global dan regional untuk membuat keputusan investasi yang tepat. (Firmansyah/Mun)

TRENDING

Exit mobile version