Connect with us

Nasional

Gus Hilmy Dorong Muslimat NU Jadi Organisasi Profesional

Published

pada

alt="gus hilmy"
Anggota DPD dapil DIY Yogyakarta, Gus Hilmy

AKTUALITAS.ID – Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  (PBNU) Hilmy Muhammad mendorong muslimat NU se-D.I. Yogyakarta untuk menerapkan konsep governing the NU. Pasalnya, kebesaran NU tak bisa lagi dikelola secara tradisional, harus dilakukan secara profesional sebagaimana sebuah negara.

“Artinya, kita sudah harus meninggalkan mindset NU sebagai paguyuban, yang urusannya personal-kekeluargaan, tapi mari kita siapkan NU sebagai organisasi patembayan, karena NU yang sudah kadung berbadan besar dan harus dikelola secara baik dan profesional. Mengelola NU seperti sebuah pemerintahan yang berstruktur dan memiliki badan-badan,” ungkap pria yang juga anggota DPD RI dari Yogyakarta tersebut kepada aktualitas.id, Senin (14/07/2024).

Menurutnya, dengan pengelolaan yang profesional, muslimat NU bisa menjadi wadah bagi kemandirian perempuan sekaligus dapat menunjukkan perannya tidak hanya dalam keluarga dan lingkungannya, melainkan juga secara nasional.

“Saya juga berharap agar Muslimat terus bisa menjadi organisasi wadah perempuan NU agar bisa mandiri dan berprestasi dalam keluarga, di samping juga menjadi ruang perempuan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan yang tidak hanya dibatasi oleh stigma urusan kasur, dapur, dan sumur,” ujar pria yang biasa disapa Gus Hilmy.

Lebih lanjut, Gus Hilmy menekankan saat ini merupakan era sinergi dan kolaborasi dengan musyawarah sebagai landasannya. Selain itu, lanjut Gus Hilmy, pentingnya bagi muslimat untuk menerapkan prinsip tersebut, baik internal maupun eksternal.

“Jadikan musyawarah sebagai landasan untuk seluruh program yang akan dijalankan sehingga mendapatkan dukungan dan kebersamaan penuh dari seluruh pengurus. Di samping sinergi internal Muslimat NU, perlu juga dilakukan kolaborasi dengan berbagai banom NU lain, seperti Ansor, Fatayat, IPNU-IPPNU, juga organisasi-organisasi sepaham, dan tentu saja pemerintahan,” kata Gus Hilmy.

PBNU sendiri, menurut Gus Hilmy sudah mendorong partisipasi perempuan di tingkat yang lebih luas. Di antaranya dengan melibatkan unsur perempuan dalam susunan kepengurusan PBNU.

“Dari sinilah kita bangga melihat perempuan-perempuan Muslimat bisa ikut masuk menyemarakkan kepengurusan PBNU. Ada Ibu Khofifah Indar Parawansa, Ibu Alissa Wahid, Ibu Yenni Wahid, Ibu Ny. Hj. Ida Fathimah, Ibu Ny. Hj. Nafisah Ali Maksum, dan yang lain-lain. Mengapa? Karena mereka adalah contoh-contoh perempuan yang telah selesai dengan dirinya, dengan keluarga, dan mampu menjadi inspirasi bagi warga bangsanya,” puji salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

Oleh sebab itu, Gus Hilmy berharap forum pagi itu dapat menghasilkan keputusan-keputusan strategis bagi organisasi Muslimat NU DIY.

Sementara itu, ketua PW Muslimat NU DIY Fatma Amalia, menyatakan organisasi yang dipimpinnya sedang menuju ke arah profesional. Oleh sebab itu tema “Penguatan Organisasi Menuju Muslimat NU yang Mantap dan Berperadaban” diangkat.

“Mantap berarti mandiri, toleransi, amanah, produktif. Sementara berperadaban, karena term ini menjadi jargon NU secara keseluruhan. Tagline ini sekaligus menjadi harapan Muslimat NU terhadap organisasi ke depan,” kata dosen Hukum Keluarga Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut. [Kiki Budi Hartawan]

Trending

Exit mobile version