Connect with us

NASIONAL

PSI Serang Ahok: Kenapa Baru Sekarang Suara soal Korupsi di Pertamina?

Aktualitas.id -

Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama, popularly known as "Ahok", center, sits on the defendant's chair at the start of his trial hearing at North Jakarta District Court in Jakarta, Indonesia, Tuesday, Dec. 13, 2016. Ahok is on trial on accusation of blasphemy following his remark about a passage in the Quran that could be interpreted as prohibiting Muslims from accepting non-Muslims as leaders. (AP Photo/Tatan Syuflana, Pool)

AKTUALITAS.ID – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melontarkan kritik tajam terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengenai keterlambatannya dalam menyuarakan isu korupsi di Pertamina. Kritikan ini muncul setelah Ahok memberikan pernyataan mengenai ketidakberesan di perusahaan energi negara tersebut, yang dinilai PSI seharusnya merupakan tanggung jawabnya saat masih menjabat sebagai Komisaris Utama.

Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, menyayangkan langkah Ahok yang baru angkat bicara setelah mengundurkan diri dari jabatannya di Pertamina. “Tindakan ini menimbulkan pertanyaan, mengapa saat menjabat, Pak Ahok tidak bersikap sebagai whistle blower dan menjalankan kewajibannya dengan baik,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (4/3/2025).

Andy menekankan bahwa Ahok memiliki kewenangan untuk memantau dan mengawasi Direksi Pertamina dan seharusnya bisa mengambil langkah-langkah proaktif jika mendapati indikasi korupsi. “Sebagai Komisaris Utama, Ahok seharusnya memanfaatkan Tata Kerja Organisasi yang ada di Pertamina, termasuk Whistle Blower System (WBS) untuk mendeteksi dugaan pelanggaran seperti korupsi dan suap,” lanjutnya.

Menanggapi pernyataan Ahok yang muncul belakangan ini, Andy menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kelalaian. “Jika Ahok baru berbicara sekarang setelah tidak menjabat, itu menunjukkan bahwa dia abai terhadap kewajibannya selama ini,” tegasnya.

Kritik ini mencuat di tengah pemeriksaan yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga. PSI meminta agar Ahok lebih responsif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di masa lalu, dan tidak hanya berbicara setelah posisinya tidak lagi berpengaruh.

“Pengawasan dan integritas harus dimulai dari dalam, dan seharusnya pak Ahok bisa mengambil tindakan yang lebih tegas ketika masih berada di dalam sistem,” tutup Andy, mendorong para pejabat publik untuk lebih bertindak dalam menjamin transparansi dan akuntabilitas di lingkungan mereka. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING