NASIONAL
MBG Wujud Pemenuhan HAM, Natalius Pigai: Program Prabowo untuk Rakyat Sehat dan Pintar

AKTUALITAS.ID – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu bentuk pemenuhan hak asasi manusia (HAM) yang wajib dilakukan negara untuk rakyatnya. Pigai menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk memastikan setiap warga negara, terutama yang kurang mampu, mendapatkan akses pangan bergizi demi kesehatan dan pendidikan yang lebih baik.
“MBG itu adalah salah satu pemenuhan kebutuhan HAM yang wajib dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, dalam rangka rakyat yang kenyang, rakyat yang sehat, dan rakyat yang pintar,” ujar Pigai dalam keterangan video yang diterima di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Pigai menjelaskan lebih lanjut bahwa rakyat yang sehat dan pintar adalah esensi dasar sebuah negara yang kuat. Konstitusi Indonesia juga mengamanatkan bahwa harta negara harus digunakan untuk kepentingan rakyat, yang mana salah satunya adalah melalui program MBG ini.
Menurut Pigai, program MBG dilahirkan dari pemikiran dan perhatian Presiden RI Prabowo Subianto yang menyadari pentingnya peningkatan kualitas hidup rakyat. Ia juga menekankan bahwa MBG adalah bagian dari upaya mencapai target Indonesia yang lebih maju dan mandiri pada 2045, di mana sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten menjadi prioritas utama.
Menanggapi demo penolakan program MBG yang terjadi di Papua, Pigai menyampaikan bahwa hal itu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat yang diakibatkan oleh kesenjangan dalam akses pendidikan dan kebutuhan dasar lainnya. Pigai mengusulkan agar pemerintah daerah dan sektor swasta bisa berkolaborasi dalam pembiayaan program MBG untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk di wilayah Papua.
“Pendidikan di Papua adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah kabupaten, provinsi, maupun perusahaan yang ada di sana. Kami akan berbagi anggaran untuk itu,” ungkap Pigai.
Selain itu, Pigai menilai bahwa program MBG di Papua perlu dikelola dengan memperhatikan kearifan lokal. Oleh karena itu, Pigai mengusulkan agar program tersebut bisa dikelola oleh gereja, masjid, dan kelompok masyarakat seperti mama-mama Papua, dengan pengawasan dari ahli gizi untuk memastikan kualitas makanan yang diberikan.
“MBG di Papua harus berbasis kearifan lokal, karena kondisi sosial di sana berbeda dengan daerah lainnya,” ujarnya.
Pigai meyakini bahwa program MBG berhak untuk diterima oleh semua lapisan masyarakat Indonesia, tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan, termasuk masyarakat Papua. (Mun/ Yan Kusuma)
-
EKBIS09/06/2025 10:30 WIB
Harga Emas Terjun Bebas, Antam Sentuh Rp 1,9 Juta per Gram
-
OLAHRAGA08/06/2025 19:30 WIB
Serie A 2025-2026 Resmi Dimulai 24 Agustus 2025
-
OLAHRAGA08/06/2025 20:00 WIB
Akmal Junaini Siap Tempur di Seleksi Nasional SEA Games 2025
-
RAGAM09/06/2025 12:30 WIB
Luka di Tanah Kaya: Konflik Tambang di Indonesia dan Ketika Nikel Mencabik Raja Ampat
-
EKBIS09/06/2025 09:30 WIB
Harga Beras dan SPHP Masih Melambung Tinggi Hari Ini, 9 Juni 2025
-
NASIONAL08/06/2025 21:01 WIB
Wujudkan Generasi Sehat, Tim Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Hadir di Kabupaten Oku Sumsel
-
NASIONAL09/06/2025 06:00 WIB
Wakil Ketua MPR: Hukum Tegas untuk Pelaku Pertambangan Ilegal di Raja Ampat
-
RAGAM08/06/2025 22:00 WIB
AFAID 2025 Hadirkan Rumah Hantu Jepang “MEIZU x SHADOW CORRIDOR”