NUSANTARA
Salju di Puncak Cartenz Papua Terus Mencair: Ancaman bagi Ekosistem dan Masyarakat Sekitar
AKTUALITAS.ID – Balai Taman Nasional Lorenz (TN Lorenz) terus memantau kondisi salju yang semakin mencair di Puncak Cartenz, Provinsi Papua Tengah. Kepala Balai TN Lorenz, Manuel Mirino, mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak pemanasan global yang dapat menurunkan luas hamparan salju di kawasan tersebut dan mengancam ekosistem serta masyarakat sekitar.
“Pemantauan dilakukan melalui citra satelit, sebab untuk melakukan pengamatan langsung memerlukan biaya yang tidak sedikit. Saat ini, luas hamparan salju di Puncak Cartenz tercatat sekitar 18 hektare, menunjukkan penurunan yang signifikan,” kata Mirino dalam pernyataannya, Minggu (8/12/2024).
Mirino menjelaskan bahwa pemanasan global dapat menyebabkan penyusutan terus-menerus salju, yang tidak hanya mempengaruhi ekosistem di Puncak Cartenz, tetapi juga dapat berdampak langsung pada masyarakat di kawasan tersebut. “Dampak yang ditimbulkan termasuk musnahnya habitat, hilangnya tanaman, dan kemungkinan terjadinya kekeringan,” imbuhnya.
Puncak Cartenz, yang terletak di dalam kawasan TN Lorenz yang seluas 2,3 juta hektare, meliputi 10 kabupaten di tiga provinsi, yakni Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Dengan ciri khas dari dataran rendah hingga keberadaan salju, kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Di sisi lain, hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan. Ketebalan es di Pegunungan Jayawijaya, yang sebelumnya mencapai 32 meter pada tahun 2010, kini hanya tersisa sekitar empat meter. Penurunan ini disebabkan oleh faktor cuaca, termasuk fenomena El Niño, dan peningkatan suhu global yang kini mencapai 1,45 derajat Celcius di atas suhu rata-rata pra-industri.
Koordinator Bidang Standardisasi Instrumen Klimatologi BMKG, Donaldi Sukma Perman, menjelaskan, “Survei terbaru menunjukkan luas permukaan es di Puncak Sudirman menyusut drastis, dari 0,23 kilometer persegi pada tahun 2022 menjadi hanya 0,11 – 0,16 kilometer persegi.”
Dengan penipisan yang terus berlanjut, tantangan untuk melakukan pengukuran ketebalan es juga semakin sulit. Tim survei, yang sebelumnya dapat mengandalkan helikopter untuk pengukuran, kini harus menggunakan analisis gambar dan pengamatan visual.
BMKG mengingatkan bahwa pencairan es di Puncak Cartenz dan Pegunungan Jayawijaya merupakan salah satu bukti nyata dari perubahan iklim yang berdampak langsung pada lingkungan. “Jika tren ini terus berlanjut, Indonesia, khususnya di wilayah pegunungan, berisiko melampaui ambang batas yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan manusia,” tutup Mirino.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, untuk mengambil langkah-langkah mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang semakin nyata. (Yan Kusuma)
-
FOTO17/11/2025 08:31 WIBFOTO: Aksi Seniman Jalanan Dukung Produk UMKM Konveksi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri
-
NASIONAL17/11/2025 07:00 WIBGuru Besar HTN: Lembaga Negara Semakin Tidak Patuh pada Putusan MK
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
JABODETABEK17/11/2025 05:30 WIBCuaca DKI Jakarta 17 November 2025: Hujan Sedang dan Petir di Beberapa Wilayah
-
OASE17/11/2025 05:00 WIBSurat Al Ankabut: Menguatkan Iman dan Tawakal dalam Menghadapi Tantangan