Connect with us

OASE

Menemukan Ketulusan Hati: Manfaat Mendalam dari Itikaf di Sepuluh Hari Terakhir Ramadan

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Di bulan Ramadan, umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan itikaf, terutama pada sepuluh hari terakhir. Itikaf, yang berarti berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah), adalah ibadah yang sangat dihargai oleh Nabi Muhammad SAW. Namun, menurut Ustadz Mukhrij Shidqy, seorang pakar tafsir Al-Qur’an dari Pondok Pesantren Al-Wutsqo Depok, itikaf bukan hanya sekadar berdiam diri di tempat ibadah, tetapi juga memutuskan diri dari kesibukan duniawi dan menenggelamkan diri dalam kebersamaan dengan Allah.

Lebih dari sekadar ibadah, itikaf membawa makna mendalam bagi seorang Muslim. Ustadz Mukhrij menjelaskan, bahwa dalam itikaf, seseorang berfokus pada keridhaan Allah SWT dan merindukan kedekatan-Nya. Aktivitas spiritual yang dilakukan selama itikaf, seperti dzikir, doa, dan refleksi diri, memungkinkan seorang Muslim untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan memperkuat ketakwaan.

Menariknya, itikaf bukan hanya amalan umat Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, umat Nabi Ibrahim juga melakukan itikaf, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, dan hal ini juga dilakukan oleh Sayyidati Maryam, ibu Nabi Isa, yang beritikaf di mihrabnya. Itikaf memiliki akar yang sangat dalam dalam tradisi umat Islam dan sejarah keagamaan umat terdahulu.

Lebih lanjut, Ustadz Mukhrij mengungkapkan bahwa itikaf tidak hanya memperbaiki hubungan seorang hamba dengan Allah, tetapi juga berdampak positif pada hubungan sosial antar sesama manusia. Melalui itikaf, seorang Muslim bisa melakukan introspeksi terhadap amal perbuatannya, mengoreksi kesalahan yang telah dilakukan, dan merencanakan perbaikan untuk masa depan. Proses ini diharapkan dapat melahirkan individu yang lebih baik secara sosial, lebih peduli terhadap orang lain, dan lebih dekat dengan Allah SWT.

Dengan begitu, itikaf menjadi momen penting dalam Ramadan yang tidak hanya memperdalam hubungan spiritual seseorang dengan Allah, tetapi juga meningkatkan kualitas diri sebagai hamba-Nya yang lebih baik di hadapan sesama manusia. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING