Connect with us

OASE

Mitos Bulan Safar: Rasulullah Tegas Tolak Keyakinan Kesialan

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Sebagian masyarakat masih menganggap bulan Safar sebagai bulan sial dan penuh bencana, sehingga menghindari aktivitas penting seperti pernikahan, bepergian jauh, atau memulai usaha. Namun, menurut ajaran Islam, keyakinan tersebut tidak memiliki dasar.

Rasulullah SAW secara tegas menolak keyakinan jahiliyah yang mengaitkan bulan Safar dengan kesialan. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda: “Tidak ada wabah, tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) buruk (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar. Menghindarilah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa.”

Sejarah Islam pun menunjukkan tidak ada larangan khusus untuk melakukan aktivitas penting di bulan ini. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri menikah dengan Sayyidah Khadijah dan menikahkan putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib di bulan Safar. Beberapa perjalanan penting dan peperangan dalam sejarah Islam juga terjadi pada bulan ini tanpa ada larangan.

Menurut penjelasan Ibnu Katsir dalam tafsir Surat at-Taubah ayat 36, nama Safar (shafar) berasal dari bahasa Arab yang berarti “kosong”. Nama ini diberikan karena masyarakat Arab pra-Islam berbondong-bondong keluar mengosongkan daerahnya, baik untuk berperang maupun menjadi musafir.

Para ulama menjelaskan, memercayai bulan Safar sebagai bulan sial termasuk dalam kategori syirik kecil, karena menyandarkan untung-rugi kepada waktu, bukan kepada Allah. Sebaliknya, umat Islam didorong untuk memperbanyak amal shalih di bulan Safar sebagaimana bulan-bulan lainnya.

Bulan Safar, seperti bulan lainnya, adalah kesempatan yang Allah berikan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Keyakinan bahwa bulan ini penuh kesialan hanya menimbulkan ketakutan yang tidak beralasan dan bertentangan dengan nilai tauhid.

Dengan demikian, tidak ada dasar dalam Islam untuk menganggap bulan Safar sebagai bulan sial atau bencana. Islam mengajarkan umatnya untuk bertawakkal kepada Allah dalam setiap urusan, tanpa takut pada mitos atau kepercayaan yang tak berdasar. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version