Connect with us

OASE

Mengenal Surat Al-Qasas Ayat 1-28: Kisah Nabi Musa dan Pertolongan Allah

Aktualitas.id -

Surat Al-Qasas, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Surat Al-Qasas merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki kedalaman kisah dan pesan moral yang kuat. Surat ke-28 ini terdiri dari 88 ayat dan diturunkan di Makkah sehingga termasuk dalam golongan surat Makkiyah. Secara bahasa, Al-Qasas berarti “cerita-cerita”, merujuk pada rangkaian kisah penting di dalamnya, khususnya mengenai perjalanan hidup Nabi Musa a.s., pertemuannya dengan Nabi Syu’aib a.s., serta perjuangan melawan kezaliman Fir‘aun.

Penamaan surat ini juga diambil dari lafaz al-qashash yang terdapat pada ayat ke-25. Surat Al-Qasas diturunkan setelah Surat An-Naml, dan sebagian besar ayatnya berbentuk narasi panjang yang memberikan banyak hikmah bagi umat Islam.

Artikel ini menyajikan bacaan Surat Al-Qasas ayat 1 – 28 lengkap dengan teks Arab, arti, kandungan, dan keutamaannya yang dapat menjadi bahan renungan serta pembelajaran.

Isi dan Arti Surat Al-Qasas Ayat 1 – 28

Surat Al-Qasas ayat 1–28 memuat kisah awal kehidupan Nabi Musa a.s., mulai dari masa bayi, ancaman Fir‘aun, peristiwa di sungai Nil, hingga pertemuannya dengan keluarga Nabi Syu’aib. Pada bagian-bagian ini tampak betapa Allah menata perjalanan Musa dari sejak kecil untuk kelak diangkat menjadi seorang nabi.

Ayat-ayat tersebut menggambarkan:

1 – Kezaliman Fir‘aun (Ayat 4 – 6)

Fir‘aun melakukan penindasan terhadap Bani Israil, termasuk menyembelih anak laki-laki mereka. Namun Allah menegaskan bahwa kaum tertindas akan diberi kedudukan dan kemenangan.

2 – Penyampaian Wahyu kepada Ibu Musa (Ayat 7 – 13)

Allah mengilhamkan agar ibu Musa menghanyutkan bayi Musa ke sungai untuk menyelamatkannya. Melalui skenario Allah, Musa justru dipungut oleh keluarga Fir‘aun dan akhirnya dikembalikan kepada ibunya sendiri sebagai seorang penyusu.

3 – Kedewasaan Musa dan Ujian Pertama (Ayat 14 – 17)

Saat Musa dewasa, ia diuji dengan peristiwa terbunuhnya seorang laki-laki Mesir. Musa lalu memohon ampun kepada Allah dan bertekad untuk tidak lagi membantu orang-orang yang berbuat kejahatan.

4 – Musa Melarikan Diri dari Mesir (Ayat 18 – 21)

Karena situasi yang semakin berbahaya, Musa meninggalkan Mesir setelah ada kabar bahwa para pembesar berencana untuk membunuhnya.

5 – Perjalanan ke Madyan (Ayat 22 – 28)

Dalam pelariannya, Musa bertemu dua perempuan yang kesulitan memberi minum ternak. Musa membantu mereka hingga akhirnya diundang ke rumah ayah mereka, yang kemudian diketahui sebagai Nabi Syu’aib. Dari peristiwa inilah Musa mulai memasuki fase kehidupan baru.

Kandungan Surat Al-Qasas Ayat 1 – 28

Beberapa pesan utama dalam ayat-ayat ini meliputi:

1 – Pertolongan Allah Selalu Datang dengan Cara Tak Terduga

Musa diselamatkan justru melalui rumah musuhnya sendiri – Fir‘aun.

2 – Orang Tertindas Akan Allah Tinggikan

Allah menegaskan bahwa kaum tertindas seperti Bani Israil kelak akan menjadi pemimpin.

3 – Kekuatan Doa dan Ketundukan kepada Allah

Setiap langkah Musa diiringi doa, baik ketika takut, kelaparan, maupun kebingungan.

4 – Pentingnya Akhlak: Menolong Sesama

Musa menolong dua perempuan di Madyan tanpa mengharap balasan, yang akhirnya menjadi jalan kebaikan baginya.

Keutamaan Membaca Surat Al-Qasas Ayat 1 – 28

Beberapa keutamaan dari ayat-ayat ini antara lain:

1 – Menumbuhkan Keyakinan kepada Pertolongan Allah

Kisah Musa menunjukkan bahwa Allah mengatur kehidupan dengan skenario paling sempurna.

2 – Menguatkan Keteguhan Iman

Ayat-ayat ini mengajarkan untuk tetap taat dan sabar dalam menghadapi tekanan hidup.

3 – Mengajarkan Nilai Tawakal dan Ikhtiar

Musa tetap berusaha, berdoa, dan mengambil tindakan dalam setiap kesulitan.

4 – Menghadirkan Pelajaran tentang Kepemimpinan

Bahwa seorang pemimpin terlatih melalui ujian hidup yang berat, seperti Musa sebelum menjadi Nabi.

Surat Al-Qasas ayat 1 – 28 bukan hanya sekadar rangkaian kisah, tetapi juga sarat dengan pelajaran hidup dan nilai spiritual. Mulai dari perjuangan Nabi Musa a.s. di masa kecil, ujian kedewasaannya, hingga pertemuannya dengan Nabi Syu’aib a.s. menjadi gambaran bahwa Allah selalu menata kehidupan hamba-Nya dengan sempurna.

Membaca, memahami, dan merenungkan ayat-ayat ini dapat memperkuat iman, menambah rasa syukur, serta mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap keadaan. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version