Connect with us

OASE

Tafsir Ibnu Katsir: Mengapa Keluarga Bisa Menjadi Musuh Bagi Kita?

Aktualitas.id -

Surat At-Taghabun, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Surat At-Taghabun ayat 14 memberikan peringatan penting bagi setiap Muslim bahwa keluarga – istri, suami, dan anak – dalam kondisi tertentu bisa menjadi musuh dalam perjalanan iman. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun: 14)

Ayat ini tidak bermaksud menempatkan keluarga sebagai musuh secara hakiki, melainkan peringatan agar seorang hamba waspada terhadap potensi kelalaian dalam ketaatan yang bisa datang dari orang terdekat.

Penjelasan Ulama Tafsir

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa Allah mengabarkan sebagian istri dan anak dapat menjadi musuh dalam arti melalaikan seorang mukmin dari amal saleh dan ketaatan kepada Allah. Hal ini sejalan dengan peringatan dalam QS. Al-Munafiqun ayat 9 yang melarang harta dan anak melalaikan dari mengingat Allah.

Imam Mujahid, sebagaimana dikutip Ibnu Katsir, menyebutkan bahwa ada kalanya seseorang terbawa oleh kecintaan kepada istri dan anaknya hingga memutus silaturahmi atau terjerumus dalam maksiat, karena dorongan untuk selalu memenuhi keinginan mereka.

Asbabun Nuzul Ayat At-Taghabun 14

Ibnu ‘Asyur mengutip riwayat dari Imam Tirmidzi dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan dengan sekelompok sahabat yang ingin berhijrah, namun tertahan oleh istri dan anak mereka. Setelah akhirnya berhijrah, mereka mendapati orang lain telah lebih dahulu mendalami agama, sehingga muncul penyesalan dan keinginan menghukum keluarga. Ayat ini pun turun sebagai perintah untuk memaafkan.

Riwayat lain menyebutkan kisah ‘Auf bin Malik al-Asyja’i, yang setiap hendak berangkat berperang selalu dihalangi oleh istri dan anaknya yang menangis dan memohon agar ia tetap tinggal. Rasulullah SAW kemudian menyampaikan ayat ini sebagai bimbingan agar bersikap bijak dan waspada.

Makna “Musuh” Menurut Imam Qurthubi

Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, mengutip pendapat Al-Qadhi Abu Bakar Ibnu al-Arabi, bahwa kata ‘aduw (musuh) dalam ayat ini bukanlah musuh secara zat atau hakikat, melainkan dari sisi perbuatan dan pengaruhnya.

Penggunaan kata min (sebagian) menunjukkan bahwa tidak semua istri dan anak menjadi musuh, melainkan hanya ketika tindakan mereka menghalangi ketaatan kepada Allah. Sebab, tidak ada keburukan yang lebih besar selain menjauhkan seorang hamba dari jalan ketaatan.

Tidak Ada Bias Gender dalam Ayat

Penting dicatat, ayat ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki. Kata azwaj mencakup suami dan istri tanpa bias gender. Artinya, suami dan anak juga bisa menjadi ujian bagi seorang istri, sebagaimana sebaliknya. Penafsiran ini ditegaskan oleh Imam Qurthubi dengan redaksi ayat yang bersifat umum.

Pesan Moral Surat At-Taghabun Ayat 14

Surat At-Taghabun ayat 14 mengajarkan keseimbangan antara kewaspadaan dan kasih sayang. Seorang mukmin diperintahkan berhati-hati agar tidak terjerumus dalam maksiat karena dorongan keluarga, namun tetap diminta untuk memaafkan, menyantuni, dan mengampuni, karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Ayat ini juga menjadi pengingat agar setiap Muslim tidak menjadi penghalang ketaatan bagi orang-orang terdekatnya, melainkan menjadi penopang dan penguat dalam menjalankan perintah Allah.

Tafsir Surat At-Taghabun ayat 14 menegaskan bahwa ujian iman sering kali datang dari orang terdekat. Keluarga adalah amanah sekaligus ujian. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan, keteguhan iman, serta sikap saling mengingatkan dalam kebaikan agar cinta keluarga tidak berubah menjadi penghalang menuju ridha Allah SWT. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version