OTOTEK
Volkswagen Pertimbangkan PHK Massal untuk Hadapi Tekanan Ekonomi
AKTUALITAS.ID – Perusahaan otomotif terkemuka asal Jerman, Volkswagen, dikabarkan tengah mempersiapkan serangkaian langkah drastis untuk menekan biaya operasional di tengah tekanan ekonomi global yang kian meningkat. Salah satu rencana tersebut mencakup potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu karyawan dan pemotongan gaji minimal 10 persen, seperti dilaporkan oleh Arena EV pada Kamis lalu.
Langkah ini, yang juga mencakup kemungkinan pembekuan upah pada tahun 2025 dan 2026, bertujuan untuk mencegah penutupan hingga tiga pabrik di Jerman. Jika benar terjadi, penutupan tersebut akan menjadi peristiwa besar dalam sejarah Volkswagen, yang hingga kini belum pernah menutup pabrik di negara asalnya.
Rencana Volkswagen ini segera memicu kemarahan para karyawan dan serikat pekerja. IG Metall, serikat pekerja industri paling berpengaruh di Jerman, bahkan mengancam akan menggelar aksi mogok jika perusahaan melanjutkan tindakan yang mereka sebut “distopia” tersebut.
Perusahaan menegaskan bahwa tekanan besar pada profitabilitas berasal dari melonjaknya biaya energi dan tenaga kerja. Selain itu, persaingan ketat dari produsen kendaraan listrik (EV) asal China turut memperumit situasi. Meski Volkswagen menyebut dominasi China sebagai salah satu penyebab, data Komisi Eropa menunjukkan bahwa produsen EV China hanya menguasai 14,1 persen pasar.
Volkswagen kini menghadapi konsekuensi dari strategi masa lalu yang menargetkan pasar EV kelas atas. Dengan menjual mobil listrik mahal di awal, perusahaan berharap bisa memperluas segmen ke pasar massal di kemudian hari. Namun, pendekatan ini dinilai kurang tepat, dan kini Volkswagen harus menyesuaikan diri dengan realitas baru.
Tantangan yang dihadapi Volkswagen mencerminkan kondisi industri otomotif Jerman secara keseluruhan, yang sedang berjuang menghadapi transisi ke era kendaraan listrik. Harga energi yang tinggi, lesunya permintaan di pasar Eropa dan China, serta lambatnya adopsi kendaraan listrik di kawasan tersebut telah menciptakan situasi sulit bagi para produsen mobil Jerman.
Dalam menghadapi badai ekonomi ini, Volkswagen perlu segera menemukan solusi jitu agar tetap bertahan di tengah persaingan ketat dan tuntutan perubahan yang terus berkembang. (YAN KUSUMA/RAFI)
-
FOTO17/11/2025 08:31 WIBFOTO: Aksi Seniman Jalanan Dukung Produk UMKM Konveksi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri
-
NASIONAL17/11/2025 07:00 WIBGuru Besar HTN: Lembaga Negara Semakin Tidak Patuh pada Putusan MK
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
JABODETABEK17/11/2025 05:30 WIBCuaca DKI Jakarta 17 November 2025: Hujan Sedang dan Petir di Beberapa Wilayah
-
OASE17/11/2025 05:00 WIBSurat Al Ankabut: Menguatkan Iman dan Tawakal dalam Menghadapi Tantangan