Connect with us

RAGAM

Kenapa Soft Spoken Jadi Kriteria Utama dalam Hubungan di Kalangan Gen Z?

Aktualitas.id -

ALT='Peneliti Senior Puan Amal Hayati, Lies Marcoes (kanan), berbicara saat Sosialisasi Pencegahan Sunat Perempuan/P2GP di Jakarta, Kamis (29/8/2024). Kegiatan yang digelar oleh Puan Amal Hayati bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Prelindungan Anak (KPPPA) dan UNFPA untuk sosialisasi pencegahan kekerasan berbasis gender terutama dalam praktik P2GP"
Ilustrasi diskusi. AKTUALITAS.ID

AKTUALITAS.ID – Di tengah tren media sosial yang terus berkembang, salah satu topik yang banyak dibicarakan oleh generasi Z adalah istilah soft spoken. Tak hanya menjadi perbincangan hangat di dunia maya, sifat ini bahkan menjadi salah satu kriteria penting dalam memilih pasangan.

Para pengguna media sosial, terutama dari kalangan muda, kini semakin sering menilai apakah seseorang memiliki sifat soft spoken sebagai pertimbangan dalam menjalin hubungan.

Secara sederhana, soft spoken merujuk pada gaya berbicara dengan intonasi rendah, lembut, dan penuh pengertian. Menurut kamus Merriam-Webster, istilah ini tidak hanya mencakup suara yang pelan, tetapi juga bagaimana seseorang memilih kata-kata dengan bijak dan berbicara dengan penuh perhatian serta empati terhadap orang lain.

Fenomena ini semakin mencuat karena sifat soft spoken sering dikaitkan dengan karakter yang tenang, sabar, serta penuh pengertian. Bagi banyak orang, terutama yang mencari pasangan, kemampuan untuk berbicara dengan cara yang lembut dan bijak dianggap sebagai kualitas yang sangat dihargai dalam sebuah hubungan. Hal ini sejalan dengan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang sehat dan menghargai perasaan satu sama lain.

Namun, apa sebenarnya yang membuat seseorang bisa dikatakan soft spoken? Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang dapat membantu Anda mengetahui apakah Anda termasuk orang yang memiliki gaya bicara seperti ini:

  1. Suara Tenang dan Lembut

Salah satu ciri utama dari orang yang soft spoken adalah cara berbicaranya yang tenang dan lembut. Mereka tidak terburu-buru dalam berbicara, dan selalu mengatur volume suara agar tetap stabil. Bahkan dalam situasi yang menegangkan atau saat marah, mereka cenderung mampu menjaga ketenangan dan tidak meninggikan suara. Ini membuat percakapan dengan mereka terasa lebih nyaman dan tidak menegangkan.

  1. Bicara dengan Pertimbangan

Orang yang soft spoken biasanya berbicara dengan penuh pertimbangan. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata, memikirkan dengan seksama apa yang akan mereka katakan, dan memastikan bahwa apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh lawan bicara. Dalam banyak kasus, mereka tidak tergesa-gesa dan lebih suka berbicara dengan bijaksana.

  1. Pendengar yang Baik

Kemampuan mendengarkan adalah salah satu kualitas penting yang dimiliki oleh orang yang soft spoken. Mereka tidak hanya fokus pada apa yang ingin mereka katakan, tetapi juga sangat menghargai dan memberikan perhatian penuh kepada pendapat orang lain. Mereka cenderung mendengarkan dengan seksama, memberikan ruang bagi orang lain untuk berbicara, dan menunjukkan empati terhadap apa yang dibagikan oleh lawan bicara mereka.

  1. Menghindari Konflik dengan Cara yang Bijaksana

Orang soft spoken biasanya juga pandai menghindari konflik atau ketegangan. Ketika terjadi perbedaan pendapat, mereka cenderung mencari jalan tengah atau berbicara dengan cara yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Ini menjadikan mereka lebih mudah untuk bergaul dan memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitar mereka.

  1. Memiliki Empati yang Tinggi

Selain berbicara dengan lembut, orang yang soft spoken juga biasanya memiliki tingkat empati yang tinggi. Mereka peka terhadap perasaan orang lain dan cenderung berusaha untuk tidak menyakiti hati orang lain dengan kata-kata mereka. Mereka memahami bahwa komunikasi bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga tentang bagaimana orang lain merasakan pesan tersebut.

Dalam era digital yang serba cepat ini, banyak orang mencari pasangan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan penuh rasa hormat dan perhatian. Sifat soft spoken menjadi nilai tambah dalam dunia percintaan, karena komunikasi yang baik adalah kunci dari hubungan yang sehat dan langgeng.

Bagi generasi Z, yang sering terpapar dengan tekanan sosial dan perbandingan di media sosial, kualitas ini menjadi semakin penting. Mereka lebih menyadari bahwa dalam membangun hubungan, aspek komunikasi yang lembut dan penuh pengertian bisa menjadi penentu keharmonisan dalam hubungan jangka panjang.
Kenapa Soft Spoken Menjadi Kriteria dalam Mencari Pasangan?

Salah satu alasan mengapa soft spoken menjadi semakin populer di kalangan generasi muda adalah karena banyak orang yang ingin menciptakan lingkungan yang lebih positif dan bebas dari konflik.

Kualitas komunikasi yang lembut dianggap dapat menciptakan kenyamanan dan mengurangi stres dalam hubungan. Selain itu, dalam masyarakat yang semakin sibuk dan serba cepat, berbicara dengan tenang dan bijaksana memberikan ruang bagi setiap individu untuk merasa didengar dan dihargai, yang tentunya sangat penting dalam hubungan yang sehat.

Dengan segala manfaat yang ditawarkan, tidak mengherankan jika banyak orang, terutama generasi Z, mulai memperhatikan dan menghargai sifat soft spoken sebagai salah satu kriteria dalam memilih pasangan hidup. [Ari Wibowo]

TRENDING

Exit mobile version