RAGAM
Prediksi BRIN: Tsunami Megathrust Bisa Kapan Saja Terjadi di Selatan Jawa

AKTUALITAS.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan penting terkait potensi bencana megathrust dan tsunami raksasa di wilayah selatan Jawa. Riset paleotsunami yang dilakukan oleh tim Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) menemukan bukti adanya tsunami purba berskala besar yang pernah melanda kawasan tersebut ribuan tahun lalu.
Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra, menjelaskan paleotsunami merupakan kajian ilmiah untuk mengidentifikasi tsunami purba yang tidak tercatat dalam sejarah manusia. Hasil riset terbaru menunjukkan adanya lapisan sedimen tsunami berusia sekitar 1.800 tahun, tersebar di Lebak, Pangandaran, hingga Kulon Progo.
“Sebaran yang luas ini diperkirakan berasal dari tsunami raksasa akibat gempa megathrust berkekuatan magnitudo 9,0 atau lebih. Kami juga menemukan jejak tsunami lain berusia sekitar 3.000 tahun, 1.000 tahun, dan 400 tahun,” ujar Purna, Sabtu (16/8/2025).
Hasil analisis radiokarbon serta uji mikrofauna memperkuat kesimpulan bahwa tsunami raksasa di selatan Jawa terjadi berulang dengan siklus sekitar 600–800 tahun. “Artinya bukan soal apakah tsunami besar akan terjadi, tetapi kapan,” tegasnya.
BRIN memperingatkan, jumlah penduduk di pesisir selatan Jawa diperkirakan akan melebihi 30 juta orang pada 2030. Ditambah pembangunan infrastruktur strategis seperti bandara, pelabuhan, kawasan industri, dan destinasi wisata, tingkat kerentanan terhadap bencana semakin meningkat.
“Jika pembangunan tidak mempertimbangkan sejarah bencana, dampaknya akan sangat besar baik dari sisi korban jiwa maupun kerugian ekonomi,” jelas Purna.
BRIN mendorong pemerintah daerah memanfaatkan data paleotsunami untuk penetapan tata ruang, jalur evakuasi, dan edukasi masyarakat. Sosialisasi kesiapsiagaan bencana dinilai penting agar masyarakat dapat segera melakukan evakuasi mandiri.
“Kalau terjadi gempa kuat di dekat pantai, jangan tunggu sirene atau pengumuman. Segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Alam memberi sinyal pertama, kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan,” pesannya.
Dengan riset ini, BRIN menekankan pentingnya membangun budaya sadar risiko. Tsunami mungkin tidak bisa dicegah, namun korban jiwa dan kerugian dapat diminimalisir melalui pengetahuan, mitigasi, dan kesiapan bersama. (Mun)
-
NUSANTARA10/09/2025 16:00 WIB
Banjir di Denpasar, Empat Orang Hilang
-
POLITIK10/09/2025 19:00 WIB
Akui Kesalahan dalam Pernyataan Kontroversial, Rahayu Saraswati Mengundurkan Diri dari DPR
-
DUNIA10/09/2025 15:30 WIB
Rumah Dibakar Massa, Istri Mantan PM Nepal Meninggal Dunia
-
NUSANTARA10/09/2025 19:30 WIB
Tragis, Anak Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Mati Mengenaskan Diduga Diracun
-
NASIONAL10/09/2025 20:00 WIB
Kemhan Laporkan Majalah Tempo ke Dewan Pers Terkait Berita Darurat Militer
-
OLAHRAGA10/09/2025 15:00 WIB
Janice Tjen Lolos Perempat Final Ganda WTA Sao Paulo
-
OTOTEK10/09/2025 18:00 WIB
Bisa Rekam Video Layar Lebar dan Vertical, Canon Rilis EOS C50
-
DUNIA10/09/2025 21:00 WIB
Tiga Pemuka Agama Serukan Perdamaian di Gaza, Mendesak Israel Hentikan Agresi