RAGAM
Masjid Raya Magat Sari, Saksi Bisu Perjuangan Melawan Belanda di Kota Jambi
AKTUALTIAS.ID – Di tengah hiruk pikuk Pasar Jambi, berdiri megah sebuah masjid bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang Islam di Tanah Melayu. Masjid Raya Magat Sari, yang telah berdiri lebih dari satu abad, menjadi salah satu masjid tertua di Provinsi Jambi dan kini menjadi objek wisata religi yang patut dikunjungi.
Masjid Raya Magat Sari mulai dibangun sekitar tahun 1906, pada akhir masa perjuangan Sultan Thaha Syaifuddin dari Kesultanan Melayu Jambi melawan penjajahan Belanda. Terletak di Jalan Orang Kayu Hitam, Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pasar Jambi, masjid ini menjadi bukti nyata kuatnya pengaruh Islam di Jambi pada masa lalu.
Masjid tua ini berada di kawasan yang ramai, tak jauh dari pasar tradisional. Sejak dahulu, para pedagang dan musafir dari berbagai daerah kerap singgah di masjid ini untuk menunaikan ibadah salat atau sekadar beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.
Menurut Syafiq, tokoh masyarakat setempat, Masjid Magat Sari telah menjadi bagian penting dari kehidupan warga Jambi lintas generasi.
“Satu hal yang pasti, nama Magat Sari telah lama melekat pada masjid ini, sebagai bukti perkembangan Islam di Jambi pada masa lalu,” ujarnya.
Asal nama Magat Sari sendiri memiliki beberapa versi. Ada yang menyebut berasal dari nama seseorang bernama Nan Magat atau Nagatsari, sementara versi lain mengatakan bahwa Magat Sari adalah nama kampung tempat masjid ini berdiri.
Bangunan masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi akibat kerusakan dan kebakaran, termasuk saat masa penjajahan Belanda. Renovasi besar dilakukan pada tahun 1923, 1937, 1950, 1970, dan 1992, menjadikan masjid ini kini berdiri kokoh dengan dua lantai berbahan semen permanen.
Selain nilai sejarahnya, Masjid Magat Sari juga memiliki arsitektur khas Melayu dan Islam klasik. Atapnya berbentuk tumpeng bersusun dengan empat tiang soko guru yang melambangkan empat sumber hukum Islam: Al-Qur’an, hadis, ijma, dan qiyas. Bagian dalamnya dihiasi kaligrafi indah dan ukiran kayu pada mimbar yang menambah nilai seni dan spiritual masjid ini.
Menariknya, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga menjadi ruang persaudaraan lintas etnis dan agama. Banyak pedagang, termasuk warga keturunan Tionghoa non-muslim, yang mengaku merasakan manfaat keberadaan masjid ini di tengah aktivitas ekonomi Pasar Jambi.
Eksistensi Masjid Raya Magat Sari kini terus dijaga oleh masyarakat dan pemerintah daerah sebagai ikon wisata religi sekaligus simbol harmoni sosial di Kota Jambi.
“Masjid ini bukan hanya tempat salat, tapi juga saksi perjuangan, persaudaraan, dan keteguhan iman masyarakat Jambi sejak masa penjajahan hingga kini,” tutur Syafiq.
Dengan usia yang menembus lebih dari seabad, Masjid Raya Magat Sari tetap berdiri anggun, memancarkan cahaya keislaman dan menjadi pengingat bahwa di tengah keramaian pasar, masih ada kedamaian yang terpancar dari rumah Allah yang bersejarah ini. (Mun)
-
RIAU29/12/2025 13:00 WIBBukan Sekedar Perlombaan, Festival Sampan Layar di Bengkalis Adalah Warisan Budaya
-
NASIONAL29/12/2025 14:01 WIBKasus Dugaan Korupsi Bekasi, Pengamat: Mirip Pola Jokowi–Gibran
-
RIAU29/12/2025 17:30 WIBKapolda Riau dan Danrem Wira Bima Dorong Penyelesaian TNTN Berbasis Kolaborasi dan Pendekatan Humanis
-
NASIONAL29/12/2025 11:00 WIBKPK: Penyidikan Kasus Nikel Rp2,7 T Dihentikan Karena Bukti Tidak Cukup dan Daluwarsa
-
EKBIS29/12/2025 09:30 WIBIHSG Awal Pekan Menguat 0,23 Persen ke Level 8.557
-
RAGAM29/12/2025 15:00 WIBCatat, Ini Operasi yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan
-
FOTO29/12/2025 14:31 WIBFOTO: Isi Libur Nataru dengan Bermain Salju di Mall
-
EKBIS29/12/2025 10:30 WIBAwal Pekan, Rupiah Menguat 0,06 Persen ke Rp16.740 per Dolar AS