Connect with us

RAGAM

Tiga Modus Penipuan Email yang Sedang Marak, Begini Cara Mengenalinya

Aktualitas.id -

Ilustrasi penipuan digital

AKTUALITAS.ID – Serangan penipuan lewat email kembali marak dengan pola yang semakin rapi dan sulit dibedakan dari pesan asli. Pelaku penipuan kini tidak lagi mengirim email acak dengan kesalahan ketik mencolok. Para scammer mulai memasukkan nama lengkap, nomor telepon, hingga detail pribadi lain agar pesannya terlihat meyakinkan dan memicu kepanikan.

Menurut temuan Kaspersky, ada tiga modus yang paling banyak digunakan, dan semuanya memainkan satu strategi utama yaitu tekanan psikologis.

Modus pertama adalah penipu yang mengaku sebagai peretas. Mereka mengklaim sudah masuk ke perangkat korban, mengakses kamera, membaca riwayat pencarian, hingga memiliki rekaman pribadi yang diambil saat korban mengakses konten dewasa. Email tersebut biasanya diakhiri dengan ancaman dan permintaan tebusan ratusan dolar dalam bentuk kripto. Untuk menambah kesan meyakinkan, pelaku kadang menyebut jenis malware yang katanya mereka gunakan, meski klaim tersebut palsu.

Modus kedua adalah penipu yang menyamar sebagai pembunuh bayaran. Pelaku mengirim email berisi ancaman bahwa mereka telah dikontrak untuk mencelakai korban. Namun, karena “berbelas kasihan”, mereka menawarkan kesempatan bagi korban untuk membayar lebih demi menyelamatkan diri. Meski terdengar tidak masuk akal, email seperti ini dapat membuat panik ketika diterima dalam kondisi tidak fokus.

Modus lainnya adalah email penipuan bergaya resmi lengkap dengan kop surat palsu, bahasa formal, dan tanda tangan digital. Pelaku mengaku berasal dari lembaga penegak hukum internasional, seperti Europol, lalu mengirim “surat panggilan” palsu yang menuduh korban terlibat kasus kriminal. Format email dirancang sangat mirip dengan dokumen resmi sehingga banyak orang langsung panik sebelum sempat memeriksa keasliannya.

Rentetan modus ini memanfaatkan kebocoran data pribadi yang semakin sering terjadi. Informasi yang bocor digunakan untuk membuat email terlihat seolah-olah ditujukan khusus kepada penerima, sehingga semakin sulit membedakan mana pesan asli dan mana yang merupakan penipuan.

Di tengah maraknya teknik penipuan yang semakin canggih, pakar keamanan mengimbau masyarakat untuk tidak mudah panik ketika menerima email bernada ancaman atau terlalu dramatis. Pengguna diminta selalu memverifikasi pengirim, memeriksa domain, serta menghindari mengklik tautan sembarangan.

Peningkatan kecerdikan scammer harus dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan pengguna, agar tidak menjadi korban serangan berbasis manipulasi psikologis ini. (RED)

TRENDING

Exit mobile version