Connect with us

NASIONAL

Waka MPR Dorong Pemanfaatan CSS dan Kendaraan Listrik untuk Percepat Transisi Energi

Aktualitas.id -

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menekankan pentingnya percepatan transisi energi dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 8 persen pada 2028.

Dalam konteks tersebut, ia menyatakan bahwa pengembangan sektor energi bersih, seperti penggunaan teknologi Carbon Capture Storage (CSS) dan kendaraan listrik, akan menjadi kunci dalam mendukung upaya Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

“Harus diingat, pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan peningkatan pasokan energi harus sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih awal,” ujar Eddy dalam keterangannya saat menjadi narasumber di Talk Show bertajuk ‘Energy Talks’ yang digelar ILUNI FHUI, Rabu (26/2/2025).

Eddy menyoroti bahwa pada tahun 2035, Indonesia diperkirakan akan mencapai keseimbangan antara pasokan energi fosil dan energi terbarukan. Di tahun 2040, bauran energi terbarukan diproyeksikan mencapai hampir 60% dari total energi nasional. Dia menegaskan bahwa percepatan pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti tenaga air, geothermal, serta energi surya, laut, dan angin, akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.

Lebih lanjut, Eddy menekankan pentingnya pengembangan teknologi penangkapan karbon (CSS) dan energi baru seperti hidrogen, amonia, dan nuklir untuk mengurangi emisi karbon industri kelistrikan. “Pemanfaatan teknologi CCS serta energi baru seperti hidrogen dan amonia diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon industri kelistrikan,” tambahnya.

Dalam jangka pendek, Eddy mendesak percepatan penggunaan kendaraan listrik, baik untuk transportasi publik maupun kendaraan pribadi. Hal ini, menurutnya, akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, khususnya LPG. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur gas domestik yang lebih luas untuk menggantikan penggunaan gas LPG 3 kg.

“Transformasi menuju kendaraan listrik dan penggantian LPG dengan kompor induksi merupakan langkah yang harus segera direalisasikan untuk memastikan transisi energi yang optimal,” kata Eddy.

Selain itu, Eddy mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti biodiesel B40 dan biofuel untuk mobil dan sepeda motor, serta produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk sektor penerbangan. Dia juga menggarisbawahi bahwa kolaborasi dengan lembaga perbankan dan keuangan internasional sangat diperlukan untuk membiayai pengembangan energi terbarukan.

“Indonesia tidak bisa mendanai seluruh kebutuhan EBT yang nilainya mencapai USD 1.100 miliar sendiri. Dukungan dari lembaga keuangan internasional dan penerapan pajak karbon akan mendukung pengurangan emisi,” ujar Eddy.

Eddy optimistis bahwa dengan strategi yang terarah dan dukungan kebijakan yang kuat, Indonesia akan berhasil membangun sistem energi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING