Kemenkes Minta Pemda Proaktif Atasi Kesehatan di Lokasi Banjir


AKTUALITAS.ID – Tingginya intensitas hujan menyebabkan sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya terendam banjir. Kedalaman banjir yang bisa mencapai dua meter dikhawatirkan berdampak bagi kesehatan masyarakat. 

Kementerian Kesehatan mendorong pemerintah daerah yang terdampak banjir melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Salah satunya dengan pro aktif meninjau lokasi banjir.

“Secara pro aktif mendatangi korban dan mendekatkan fasilitas layanan di sekitar tempat tinggal korban,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono Kamis (2/1/2020).

Anung menyebut, pihaknya bertugas memastikan pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang terdampak banjir. Menurut dia, pelayanan kesehatan itu mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 

“(Pemerintah daerah yang terdampak) harus siap karena kesehatan menjadi tugas kabupaten/kota,” paparnya. 

Anung memaparkan, sejauh ini Pemda DKI telah mempersiapkan sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) untuk memudahkan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan. Faskes itu mencakup 32 RSUD dan 44 Puskesmas Kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. 

Lebih lanjut, Anung menyoroti sejumlah penyakit yang akan menyerang masyarakat saat banjir. Menurut dia, penyakit saat banjir disebabkan lingkungan kotor yang akan berpengaruh pada air, bahan makanan dan alat-alat pengolah makanan. 

“Antisipasi tetap pada PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dengan perhatian khusus untuk selalu cuci tangan dengan sabun,” jelasnya. 

Anung mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri selama bencana banjir. Sebab,penyakit tidak hanya berpotensi menyerang saat banjir, tapi juga setelah banjir. 

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut, telah menyiagakan tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Menurut dia, ada 11 ribu tenaga kesehatan yang akan menangani warga yang terdampak banjir di ibu kota. 

“Tenaga yang kita kerahkan 11 ribu lebih, jumlah pengungsi 60 ribuan, data terus kita update dan penambahan tenaga kesehatan terus kita dorong,” katanya.

Terawan menyebut tenaga kesehatan yang dikerahkan terdiri dari sipil dan militer. Selain tenaga kesehatan, ia mengaku pihaknya juga membantu pengungsi dengan memberikan bantuan berupa obat dan makanan tambahan bagi balita.

Sekjen Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyebut, sejumlah penyakit seperti diare, demam berdarah, typoid dan influenza berpotensi menyerang masyarakat saat banjir. Menurut dia, kemungkinan munculnya penyakit tersebut bisa ditekan jika pemerintah juga memperhatikan akses air bersih pada korban banjir. 

Soal ketersediaan air bersih, Adib juga menyoroti penyakit Leptospirosis, yakni penyakit yang dapat ditularkan melalui kencing tikus yang salah satu penularannya melalui banjir. Oleh karena itu, ketersediaan air bersih menjadi salah satu aspek krusial yang harus dipastikan pemerintah. 

“Bukan hanya stok makanan dan selimut, tapi juga ketersediaan air bersih. Karena air akan digunakan untuk minum dan memasak,” katanya. 

Lebih lanjut, Adib menyebut pihaknya juga turut berkoordinasi dengan pemda dan pemerintah pusat untuk menangani masalah kesehatan. Menurut dia, para anggota IDI ikut turun ke pengungsian untuk memastikan kesehatan masyarakat yang terdampak. 

“Untuk permasalah banjir yg perlu dilakukan adalah koordinasi dengan pemda dan Kemenkes terkait stok obat, stok makanan sehat. IDI otomatis melayani,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Adib juga menyebut pemerintah harus waspada terhadap penyakit yang akan menyerang masyarakat pasca banjir. Menurut dia, pemerintah harus memperhatikan faktor daya tahan tubuh masyarakat. Menurut dia, hal ini bisa dicapai dengan memastikan kebersihan serta gizi dari makanan yang akan dikonsumsi. 

“Kemudian yang utama juga, faktor lingkungan. Jangan biarkan genangan sampah bertebaran, harus segera dibersihkan. Karena kalau tidak, akan muncul lalat, kecoa, tikus ya ng akhirnya bisa mencemari air yang bisa jadi dijadikan bahan untuk mencuci makanan serta mencemari tanah di sekitar pemukiman penduduk,” katanya. 

Lebih lanjut, ia pun mengingatkan edukasi pada masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan juga harus selalu dilakukan. Menurut dia, dengan menjaga kesehatan, daya tahan tubuh akan menguat dan masyarakat tidak mudah terserang penyakit. 

“Penting untuk selalu cuci tangan. Karena kalau dapat makanan sehat tapi tidak cuci tangan, tidak ada bedanya. Harus jaga kesehatan dan istirahat cukup juga selama di pengungsian,” pungkasnya. [Kiki Budi Hartawan]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>