Konflik AS -Iran, Mantan Kabais: Tak Berdampak ke Indonesia


Ilustrasi Iran - AS, (Foto: Ist)

AKTUALITAS.ID – Konflik antara Amerika Serikat – Iran memanas belakangan ini. Kedua negara saling serang, yang dipicu pembunuhan Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dalam serangan drone oleh Amerika Serikat di Irak pekan lalu.

Atas serangan ini, Iran menyerang balik Amerika Serikat dengan menghancurkan markas komando AS yang ada di Irak. Saling serang tak terelakkan hingga berujung pada tewasnya puluhan orang.

Pengamat intelejen Mayjen (Purn) Soleman Ponto mengatakan konflik antara AS-iran disebutnya adalah konflik yang hanya sesaat. Mantan Kepala BAIS itu menilai AS tak bermaksud untuk berperang, melainkan hanya ingin menyingkirkan Saran Soleimani.

“Itu konflik sesaat. Amerika itu kalau mau membunuh seseorang pasti punya dasar, punya data-data yang lengkap, dan orang ini dibunuh pasti karena punya pengaruh. Itu Amerika. Dan mereka membunuh Soleimani secara terang-terangan itu pasti juga ada dasar,” kata Soleman Ponto di Jakarta, Sabtu (11/1/2020).

Soleman menganggap pembunuhan secara terang-terangan itu dimaksudnya agar eksistensi Presiden AS, Donald Trump masih terlihat. Sebab, Trump tengah digoyah di negaranya sendiri.

“Trump itu mau nunjukan eksistensi. Kalau enggak mah pasti dibunuh senyap, ditabrak atau diapain biar seolah-olah kecelakaan. Tapi ini kan pakai depan, sekalian mereka juga cek alat-alat canggih mereka. Tapi saya meyakini ini Trump ingin eksistensi saja,” jelasnya.

Konflik AS-Iran ini sempat membuat ekonomi global khawatir. Sebab, pusat minyak bumi di timur tengah itu bisa saja goyah. Namun, Sleman menyatakan konflik ini tak akan berkepanjangan.

“Liat aja itu Trump udah mundur enggak bakal nyerang lagi. Karena target trump itu cuma Jenderal itu tadi. Dan enggak mau perang sebenarnya,” ucapnya.

Soleman menambahkan konflik ini tak perlu dikhawatirkan oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurut eks Jenderal bintang dua TNI ini, konflik AS-iran tak mempengaruhi apapun untuk Indonesia, termasuk dari segi ekonomi.

“Enggak ada pengaruh, saya kira masih jauh itu. Dan kita juga enggak perlu bersikap, kita cukup liat saja perkembangan situasinya. Santai saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan AS terhadap Soleimani adalah tindakan pencegahan atas rencana Iran yang disebutnya akan menyerang diplomat dan tentara AS. Sebagai reaksi, Iran mengancam akan melakukan serangan balasan segera terhadap AS.

Pasca serangan udara oleh Iran, negara-negara Eropa meminta AS-Iran saling menahan diri agar tidak meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Setelah serangan udara Iran diluncurkan, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menulis lewat Twitter, tindakan itu adalah bentuk pertahanan diri yang proporsional. Serangan itu menargetkan pangkalan militer AS yang sebelumnya ditengarai telah meluncurkan serangan udara untuk membunuh Qassem Soleimani. Zarif juga menambahkan, Iran tidak ingin ada eskalasi perang.

Presiden AS Donald Trump juga menjawab lewat Twitter dan mengatakan, semuanya baik-baik saja dengan pasukan AS di Irak. Dia menegaskan tidak ada tentara AS yang jadi korban dalam serangan udara Iran itu, meskipun terjadi kerusakan di pangkalan militer Irak.

“Iran tampaknya akan mengendur,” kata Trump dalam pidato yang disiarkan di televisi, Rabu (8/1).

Ketegangan antara AS dan Iran sendiri telah berjalan hampir dua tahun, sejak Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari Perjanjian Atom Iran, yang disepakati tahun 2015 oleh Iran, AS, Prancis, Inggris, Rusia dan Jerman setelah perundingan alot. Sejak itu, Trump memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi yang menyulitkan Iran, karena mereka tidak bisa lagi menjual minyak ke luar negeri.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>