Berita
Ada Wabah Virus Corona, Sidang Ekstradisi Assange Diundur
Sidang untuk menentukan apakah pendiri WikiLeaks, Julian Assange, akan diekstradisi dari Inggris ke Amerika Serikat ditunda hingga September mendatang karena wabah virus corona. Kuasa hukum Assange, Edward Fitzgerald, QC, mengatakan, “Tidak aman secara medis bagi Assange untuk menghadiri konferensi virtual,” seperti dilansir News Central UK, dan dikutip CNN, Selasa (28/4). Fitzgerald mengatakan bahwa selama “lebih […]
Sidang untuk menentukan apakah pendiri WikiLeaks, Julian Assange, akan diekstradisi dari Inggris ke Amerika Serikat ditunda hingga September mendatang karena wabah virus corona.
Kuasa hukum Assange, Edward Fitzgerald, QC, mengatakan, “Tidak aman secara medis bagi Assange untuk menghadiri konferensi virtual,” seperti dilansir News Central UK, dan dikutip CNN, Selasa (28/4).
Fitzgerald mengatakan bahwa selama “lebih dari sebulan” timnya tidak memiliki akses langsung ke pendiri WikiLeaks itu yang ditahan di penjara Belmarsh di tenggara London.
Belmarsh mengatakan, “selalu ada kesulitan besar untuk mendapatkan akses ke Assange, tapi wabah virus corona mengubah arah persiapan kasus ini dari sulit menjadi tidak mungkin.”
Dia juga mengatakan bahwa seandainya sidang tetap dilanjutkan pada 18 Mei, Assange “akan bertempur seperti David melawan Goliath dengan tangan di belakang punggungnya.”
Pengacara Assange menyimpulkan menunda persidangan dari Mei ke September merupakan langkah tepat yang bisa diambil saat ini.
Hakim yang memimpin persidangan, Hakim Distrik Vanessa Baraitser, setuju sidang ekstradisi harus ditunda. Sidang administratif akan digelar pada 4 Mei mendatang.
Assange menjadi buronan AS karena diduga berkonspirasi dengan analis intelijen militer AS, Chelsea Elizabeth Manning, untuk membongkar laporan intelijen AS pada 2010 lalu.
Assange diberi suaka politik di Kedutaan Ekuador di London pada 2012 dan ditangkap pada April 2019 oleh kepolisian Inggris.
Presiden AS Donald Trump menawarkan pengampunan kepada Julian Assange, asalkan dia mau mengatakan bahwa Rusia tak terlibat dalam kasus peretasan surel tim sukses mantan pesaingnya, Hillary Clinton, pada Pilpres 2016 lalu.
-
NUSANTARA30/12/2025 19:05 WIBMenteri LH Tinjau Banjir Bincau Kalimantan Selatan
-
EKBIS30/12/2025 20:20 WIBBangun Kembali Daerah Terdampak Bencana, Menkeu Alokasikan Dana
-
NASIONAL30/12/2025 19:46 WIBAnwar Usman Pensiun Tahun 2026, MA Bentuk Pansel
-
RIAU30/12/2025 22:50 WIBPolairud Polres Pelalawan Gagalkan Penyeludupan 2.450 Karung Bawang Ilegal
-
DUNIA30/12/2025 21:00 WIBOtorita Inggris Keluarkan Daftar Warning Tavel, Ada Indonesia
-
POLITIK31/12/2025 07:00 WIBEmpat Partai Besar Dukung Pilkada Lewat DPRD, Dede Yusuf: Komisi II Belum Ada Pembahasan
-
JABODETABEK30/12/2025 21:40 WIBRekayasa Lalu-lintas di Jakarta Saat Malam Tahun Baru
-
OLAHRAGA30/12/2025 22:15 WIBLiverpool Pecat Pelatih Aaron Briggs