Connect with us

Berita

Sebelum Mengkudeta, Tentara Bayaran AS Ditugaskan Menduduki Istana Presiden Venezuela

Seorang prajurit Amerika ditangkap atas dugaan merencanakan kudeta Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Dia mengakui kelompoknya telah merencanakan menduduki istana kepresidenan Venezuela sebelum mengkudetanya. Dilansir dari The Guardian, Jumat (8/5), Airan Berry (41), adalah salah satu dari dua tentara bayaran AS yang ditangkap pasukan keamanan Venezuela pekan. Dia menyelundup ke negara Amerika Selatan itu dengan kapal […]

Aktualitas.id -

Seorang prajurit Amerika ditangkap atas dugaan merencanakan kudeta Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Dia mengakui kelompoknya telah merencanakan menduduki istana kepresidenan Venezuela sebelum mengkudetanya.

Dilansir dari The Guardian, Jumat (8/5), Airan Berry (41), adalah salah satu dari dua tentara bayaran AS yang ditangkap pasukan keamanan Venezuela pekan. Dia menyelundup ke negara Amerika Selatan itu dengan kapal nelayan.

Dalam sebuah video yang disiarkan televisi pemerintah pada Kamis (7/5), Berry mengklaim salah satu tujuan utama kelompoknya adalah untuk mengomandoi istana Miraflores yang sangat dijaga ketat di ibu kota Venezuela, Caracas.

Ditanya bagaimana mereka akan menyingkirkan Maduro dari istana, prajurit veteran perang Irak ini menjawab tak begitu yakin. Tapi, dia menegaskan akan melakukan apapun yang memang perlu.

Berry mengatakan kelompoknya juga berencana menguasa landasan udara di La Carlota, pangkalan udara militer di jantung ibu kota Venezuela, untuk menerbangkan Maduro ke luar negeri.

Pangkalan itu berjarak enam mil sebelah barat istana Miraflores. Lokasi ini juga menjadi saksi kegagalan upaya pemberontakan militer terhadap Maduro pada 30 April tahun lalu.

Ditanya ke mana pesawat akan membawa Maduro, Berry, mantan sersan insinyur pasukan khusus di tentara AS, menjawab: “Saya berasumsi Amerika Serikat.”

Pernyataan Berry disiarkan satu hari setelah video serupa yang menampilkan anggota kelompok Amerika Utara lainnya, Luke Denman.

Denman (34) mengatakan saat diinterogasi, misinya adalah menangkap Maduro dan membawanya ke AS.

“Saya pikir saya membantu rakyat Venezuela mengambil kembali kendali atas negara mereka,” katanya.

Tidak diketahui apakah ada pengacara yang hadir selama video pengakuan itu, termasuk belum jelas apakah tentara bayaran ini berbicara di bawah tekanan atau tidak.

Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, mantan anggota Navy Seal, Ephraim Mattos, yang mengenal Denman, mengatakan mantan prajurit pasukan khusus itu tampaknya mengisyaratkan dia berbicara di bawah paksaan dengan menggerakkan matanya ketika berbicara tentang keterlibatan Donald Trump dalam serangan yang direncanakan.

“Dia terlihat sangat cepat,” kata Mattos.

“Itu dia dengan jelas mengisyaratkan dia berbohong. Itu sesuatu yang dilatih pasukan khusus untuk dilakukan. “

Berry menyebutkan dua target lain yang sangat sensitif dalam pernyataannya: instalasi dinas intelijen militer Venezuela, DGCIM, dan dinas intelijen nasional Bolivarian, Sebin.

Pada Selasa, Nicolas Maduro menggambarkan serangan yang gagal itu sebagai versi abad ke-21 dari invasi AS yang gagal terhadap Kuba di Teluk Babi dan menuduh tentara bayaran bekerja untuk Trump.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyangkal keterlibatan AS dalam rencana itu.

Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, yang juga dikaitkan dengan konspirasi, membantah terlibat dengan perusahaan keamanan swasta yang berpusat di AS yang mempekerjakan Berry dan Denman. Juru bicaranya menolak mengomentari apakah sebelumnya mereka memiliki koneksi.

TRENDING