Connect with us

Berita

Arab Saudi Cegat Drone dan Rudal Houthi yang Mengarah ke Istana Raja

Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi mencegat sejumlah pesawat nirawak dan rudal yang mengarah ke ibu kota Riyadh pada Selasa (23/6). Rudal dan drone itu disebut diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman. “Pasukan koalisi berhasil mencegat dan menghancurkan rudal balistik yang diluncurkan milisi Houthi dari Sanaa menuju Riyadh dalam operasi permusuhan yang disengaja,” kata […]

Published

on

Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi mencegat sejumlah pesawat nirawak dan rudal yang mengarah ke ibu kota Riyadh pada Selasa (23/6). Rudal dan drone itu disebut diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

“Pasukan koalisi berhasil mencegat dan menghancurkan rudal balistik yang diluncurkan milisi Houthi dari Sanaa menuju Riyadh dalam operasi permusuhan yang disengaja,” kata juru bicara koalisi Saudi, Turki al-Maliki.

Maliki menuturkan koalisinya mencegat “delapan drone yang menyasar benda-benda serta bangunan sipil” di Riyadh serta “tiga rudal balistik yang diluncurkan dari wilayah Saada menuju kerajaan”.

Saudi telah lama menjadi sasaran puluhan serangan udara dari kelompok pemberontak Houthi pada 2019. Salah satu serangan itu mengenai situs tambang minyak raksasa Saudi, Aramco, yang menghancurkan setengah dari total produksi minyak negara.

Houthi mengklaim serangan ke situs Aramco itu, namun Amerika Serikat menuturkan ada campur tangan Iran dalam insiden itu, di mana rudal yang digunakan Houthi merupakan rudal jelajah milik Teheran.

Ketegangan antara Saudi dan Houthi terus memanas terutama dalam perang sipil di Yaman yang pecah sejak 2014 lalu.

Saudi mulai turun tangan dalam perang sipil di Yaman pada 2015 lalu demi membantu pemerintahan Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi mendepak Houthi yang berhasil menguasai Ibu Kota Sanaa.

Perang sipil di Yaman diperkeruh ketika Iran dilaporkan mendukung kelompok Houthi. Konflik di Yaman pun disebut-sebut sebagai perang pion atau proxy war antara Saudi dan Iran di Timur Tengah.

Puluhan ribu rakyat Yaman meninggal akibat perang tersebut. Yaman bahkan didera krisis kelaparan dan wabah kolera sampai hari ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap konflik yang telah berjalan selama empat tahun di Yaman ini sebagai krisis kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah.

Nahasnya, konflik di Yaman kerap kali terlupakan oleh komunitas internasional, terutama di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending