Berita
Lonjakan Tajam Kasus Corona, Pemerintah Myanmar Didesak Tunda Pemilu
Lonjakan tajam kasus infeksi virus corona (Covid-19) di Myanmar membuat sejumlah kalangan mendesak penundaan pemilihan umum. Desakan itu disampaikan oleh Ketua Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP), Than Htay. Htay yang berpihak pada militer mengatakan kepada AFP bahwa dia “sangat prihatin” mengenai ide untuk tetap menggelar pemungutan suara selama pandemi. “Pemerintah seharusnya tidak mengorbankan rakyat… […]
Lonjakan tajam kasus infeksi virus corona (Covid-19) di Myanmar membuat sejumlah kalangan mendesak penundaan pemilihan umum.
Desakan itu disampaikan oleh Ketua Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP), Than Htay.
Htay yang berpihak pada militer mengatakan kepada AFP bahwa dia “sangat prihatin” mengenai ide untuk tetap menggelar pemungutan suara selama pandemi.
“Pemerintah seharusnya tidak mengorbankan rakyat… Jika tidak cocok untuk menyelenggarakan pemilu, (maka) tunda saja!,” katanya seperti dikutip AFP, Senin (21/9).
Dalam sebuah unggahan di media sosial Facebook, Partai Perintis Rakyat Myanmar juga mendesak pemerintah untuk menunda pemungutan suara.
Infeksi baru Covid-19 di Myanmar dilaporkan berlipat ganda setiap pekannya dan rumah sakit di kota Yangon kewalahan menangani pasien.
Lonjakan tajam terjadi ketika Myanmar bersiap mengadakan pemilihan nasional pada 8 November mendatang. Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi diperkirakan kembali berkuasa.
Masa kampanye 60 hari pemilu di Myanmar baru dimulai pada pekan lalu.
NLD tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Padahal, desakan untuk penundaan pemilu semakin santer terdengar.
Media lokal melaporkan setidaknya tiga pihak lain turut mendukung desakan tersebut.
Sejauh ini, pusat komersial di Yangon, ibu kota Naypyidaw, dan negara bagian Rakhine yang dilanda konflik telah ditutup. Sementara penerbangan domestik dan rute bus jarak jauh telah dihentikan.
Di perbatasan, China dan Thailand telah meningkatkan keamanan untuk menghalangi penyebaran wabah.
Negara berpenduduk sekitar 55 juta itu berhasil mengatasi epidemi dengan relatif baik hingga akhir Agustus, dengan jumlah kasus di bawah 400 dan hanya enam kematian.
Meski demikian, dalam waktu kurang dari empat pekan, infeksi terus menyebar. Kasus melonjak menjadi 3.299 kasus dan 32 kematian.
Pusat kasus infeksi Covid-19 di Myanmar terletak di Yangon dan negara bagian Rakhine.
Para pejabat setempat berebut untuk menyediakan fasilitas kesehatan tambahan di Yangon, mereka mendirikan dua rumah sakit tenda dengan ratusan tempat tidur tambahan.
Sementara itu, beberapa staf di kantor Aung San Suu Kyi dinyatakan positif Covid-19, tapi pada Selasa pemerintah mengonfirmasi Suu Kyi sehat.
Hingga Minggu pekan lalu, Myanmar mencatat 5.541 kasus positif Covid-19 termasuk 92 kematian. Sedangkan 1.260 orang dinyatakan sembuh.
-
FOTO17/11/2025 08:31 WIBFOTO: Aksi Seniman Jalanan Dukung Produk UMKM Konveksi
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
RIAU17/11/2025 19:45 WIBPolda Riau Gelar Operasi Zebra Lancang Kuning 2025, Tekankan Edukasi, Keselamatan, dan Green Policing Jelang Operasi Lilin
-
NASIONAL17/11/2025 07:00 WIBGuru Besar HTN: Lembaga Negara Semakin Tidak Patuh pada Putusan MK
-
RIAU17/11/2025 22:02 WIBPolres Pelalawan Ungkap Sindikat BNN Gadungan Pemeras PNS, Tiga Pelaku Ditangkap
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400