Berita
Dari Tahun 2002, Sudah Tidak Ada Kendaraan yang Cocok Menggunakan Bahan Bakar Premium
AKTUALITAS.ID – Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran KK- Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri menyebut bahwa sejak 2002, sudah tidak ada mobil yang diproduksi untuk mengonsumsi BBM Ron 88 atau sekelas premium. “Sejak 2002 ketika kita menerapkan Euro 2 sudah tidak ada kendaraan yang cocok dengan premium, sama sekali tidak ada yang […]

AKTUALITAS.ID – Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran KK- Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri menyebut bahwa sejak 2002, sudah tidak ada mobil yang diproduksi untuk mengonsumsi BBM Ron 88 atau sekelas premium.
“Sejak 2002 ketika kita menerapkan Euro 2 sudah tidak ada kendaraan yang cocok dengan premium, sama sekali tidak ada yang cocok. Spesifikasi bahan bakar Euro 2 tidak ada Ron 88, minimum Ron 91,” ujarnya pada webinar, Senin (12/10/2020).
Dia mengatakan, penggunaan bahan bakar jenis premium menimbulkan kerugian lingkungan yang sangat besar. Kualitas udara yang buruk menimbulkan beban kesehatan bagi masyarakat. Polusi dapat memicu penyakit kanker, paru-paru dan lainnya.
Pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat disarankan tidak sembarangan saat mengisi BBM. Sebab, setiap kendaraan memiliki spesifikasi masing-masing sesuai dengan kapasitas mesinnya.
Kendaraan yang tidak mengikuti anjuran pabrik untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan tertentu akan menimbulkan dampak buruk pada mesin. Tak hanya itu, tenaga yang dihasilkan oleh mesin juga dapat berkurang, karena terjadi penumpukan karbon di ruang bakar.
“Jadi keuntungan menggunakan BBM sesuai rekomendasi pabrik, kendaraan akan mendapatkan performa mesin yang lebih bagus dan pengeluaran perbaikan kendaraan juga akan lebih rendah,” katanya.
Namun demikian, masyarakat cenderung tidak berpikir panjang dan tidak peduli dengan spesifikasi bahan bakar yang cocok untuk kendaraan yang mereka beli.
“Kenyataannya, ketika masyarakat ingin membeli kendaraan, mereka tidak terlalu mementingkan pertanyaan seperti bahan bakar yang cocok untuk kendaraan yang akan mereka beli. Masyarakat hanya berpikir kalau kendaraan diisi bensin ya bisa jalan gitu,” ungkapnya.
Sebab itu, Tri berharap, adanya dorongan kesadaran di masyarakat melalui literasi informasi mengenai spesifikasi bahan bakar kendaraan bermotor, agar dampak lingkungan dari gas buang (emisi) bisa dikurangi, kendaraan menjadi lebih awet, dan kualitas kehidupan bisa lebih baik.
-
MULTIMEDIA14/03/2025
FOTO: Kapolri Pimpin Sertijab Pejabat Polri, Tunjuk Irjen Herry Heryawan Jadi Kapolda Riau
-
JABODETABEK14/03/2025
Cepat Tanggap! Polisi Amankan Duo Jambret yang Bikin Resah Warga Bogor
-
EKBIS14/03/2025
Mentan Masih Temukan Kecurangan Takaran Minyakita oleh 7 Perusahaan di Surabaya
-
NASIONAL14/03/2025
KPK Telusuri Jejak Korupsi Bank BJB: Ridwan Kamil Bakal Diperiksa
-
EKBIS14/03/2025
Serapan Gabah Bulog Tertinggi Selama 5 Tahun dan Siap Hadapi Panen Raya 2025
-
RAGAM14/03/2025
BCL Tersentuh Saat Isi Suara Film Animasi “Jumbo”: Pesannya Begitu Mendalam
-
JABODETABEK14/03/2025
Jakarta Bebas Banjir? Normalisasi Ciliwung Targetkan Pengurangan Risiko Banjir 40 Persen
-
RAGAM14/03/2025
Sadie Sink Gabung Marvel, Siap Beraksi di “Spider-Man 4”!