Connect with us

Berita

BPPTKG: Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat Selama Sepekan

AKTUALITAS.ID – BPPTKG Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga sejak Kamis (5/11) pukul 12.00 WIB. BPPTKG Yogyakarta merilis data terbaru perkembangan aktivitas Gunung Merapi sejak 6 hingga 12 November 2020. Data sepekan setelah Gunung Merapi dinaikkan statusnya menjadi siaga, BPPTKG menilai ada peningkatan aktivitas kegempaan. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPPTKG Yogyakarta, […]

Published

on

AKTUALITAS.ID – BPPTKG Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga sejak Kamis (5/11) pukul 12.00 WIB. BPPTKG Yogyakarta merilis data terbaru perkembangan aktivitas Gunung Merapi sejak 6 hingga 12 November 2020.

Data sepekan setelah Gunung Merapi dinaikkan statusnya menjadi siaga, BPPTKG menilai ada peningkatan aktivitas kegempaan. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/11/2020).

“Gunung Merapi memiliki intensitas kegempaan yang lebih tinggi dibandingkan seminggu yang lalu. Pekan ini Gunung Merapi mengalami 244 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 2189 gempa fase banyak (MP), 9 kali gempa low frekuensi (LF), 385 kali gempa guguran (RF), 403 kali gempa embusan (DG) dan 6 kali gempa tektonik (TT),” ujar Hanik.

Hanik menerangkan, BPPTKG Yogyakarta juga melakukan pengamatan pada kubah lava Gunung Merapi. Dari pengamatan diketahui volume kubah lava per 3 November 2020, sebesar 200.000 meter kubik.

“Sementara untuk deformasi (penggembungan badan) Merapi yang dipantau dengan EDM menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 10 cm/hari dari reflektor RB1 dan RB2,” jelas Hanik.

Hanik menerangkan jika potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik. Apabila terjadi letusan Gunung Merapi secara eksplosif dan awan panas potensi bahaya sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak.

Hanik menambahkan terkait situasi Gunung Merapi saat ini, BPPTKG merekomendasikan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

“Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” pungkas Hanik.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending