Berita
Jika Isu Negatif Tidak Ditepis, Dukungan Paslon di Pilkada Tangsel Bakal Tergerus
AKTUALITAS.ID – Kampanye hitam mewarnai Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) di Tangerang Selatan. Isu seperti poligami yang dilakukan calon, dukungan calon dari komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), politik dinasti dan korupsi mewarnai pelaksanaan Pilkada. Kondisi tersebut, dinilai bisa memicu tergerusnya suara paslon tertuduh dengan isu-isu negatif yang diembuskan, jika paslon tidak bisa menepis […]

AKTUALITAS.ID – Kampanye hitam mewarnai Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) di Tangerang Selatan. Isu seperti poligami yang dilakukan calon, dukungan calon dari komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), politik dinasti dan korupsi mewarnai pelaksanaan Pilkada.
Kondisi tersebut, dinilai bisa memicu tergerusnya suara paslon tertuduh dengan isu-isu negatif yang diembuskan, jika paslon tidak bisa menepis atau mengklarifikasinya.
“Pasangan cakada juga harus pandai-pandai mengantisipasi dan menepis pergerakan narasi liar, black campaign maupun negative campaign,” terang Direktur Eksekutif Romeo Strategic Research and Consulting (RSRC) Khoirul Umam, Jumat (20/11/2020).
Menurut Khoirul, masyarakat pemilih di Tangsel cukup terpengaruh dengan sebaran informasi bohong (hoaks) tentang calon kepala daerah (cakada) yang disematkan isu kontroversial yang disebarkan di media sosial.
Pengaruh terbesar seperti adanya pasangan calon non-Muslim yang diisukan mendukung LGBT, dengan persentase pengaruh keengganan masyarakat memilih calon tersebut mencapai 18,9 persen.
“Kemudian isu cakada membuat kebohongan publik dengan berpoligami, di mana hanya satu istri saja yang dilaporkan ke KPU turut memengaruhi keterpilihan calon sebanyak 9,8 persen tidak akan memilih. Isu-isu seperti ini seharusnya bisa ditepis karena bisa menggerus suara calon, terutama suara pemilih perempuan,” kata dia.
Ditegaskannya, pemenang dalam Pilkada Tangsel 2020 akan ditentukan oleh cakada paling kreatif mendekatkan diri ke warga pemilih. Pasangan cakada juga harus pandai mengantisipasi dan menepis pergerakan narasi liar, black campaign dan negative campaign.
Mulai dari isu kebohongan publik calon berpoligami, non-Muslim pendukung LGBT, politik dinasti, korupsi dan fenomena politik uang di masa akhir jelang pencoblosan.
“Jika hal ini mampu dijalankan, Pilkada Tangsel 2020 berpotensi memunculkan kuda hitam yang menghadirkan kejutan dalam kontestasi kepemimpinan yang akan mengubah peta politik di Tangsel,” ucap dia.
Survei RSRC dilakukan pada 3 hingga 6 November 2020. Dengan sampel sebanyak 400 responden yang diperoleh berdasarkan metode Multi Stage Random Sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of eror 5 persen.
-
MULTIMEDIA15/03/2025
FOTO: LRT Jakarta Gelar Kompetisi Menata Hijab
-
JABODETABEK15/03/2025
KPK Tangkap 8 Pejabat di Kabupaten OKU dalam Operasi Tangkap Tangan
-
JABODETABEK15/03/2025
Setelah Dipecat, Sandi Butar Butar Kembali Bekerja di Damkar Depok atas Perintah Gubernur Jabar
-
RAGAM15/03/2025
Anak dengan Penyakit Ginjal Akut Bisa Sembuh Total, Ini Kata Pakar
-
RAGAM15/03/2025
“F1”: Film Balap Penuh Aksi yang Siap Menggebrak Layar Lebar pada 2025
-
JABODETABEK15/03/2025
Trauma Mendalam: Ayah di Bekasi Tega Perkosa Putri Kandungnya Sendiri Hingga 20 Kali
-
OASE15/03/2025
Masjid Hidayatullah: Menyimak Sejarah Multikultural Jakarta dalam Arsitektur Tua yang Penuh Makna
-
NUSANTARA15/03/2025
Tragedi Laut Lamongan: Dua Kapal Meledak, 3 Tewas, 1 Hilang