Bertemu Panglima TNI, Plt Menhan AS Bahas Laut China Selatan


Pelaksana tugas Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Christopher Miller. ( Foto: ALEX WONG / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP )

Situasi Laut China Selatan dan proyeksi latihan militer bersama menjadi topik utama pertemuan antara pelaksana tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Christopher Miller, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, di Jakarta pada Selasa (8/12).

“Menteri (Miller) dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Hadi mendiskusikan Laut China Selatan dan peluang-peluang memperkuat latihan bersama militer kedua negara,” bunyi pernyataan Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Selain bertemu Hadi, Miller yang tengah melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Asia itu juga sempat menemui Menhan RI Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan mengunjungi Masjid Istiqlal.

Dalam pertemuan dengan Prabowo, Miller membahas sejumlah isu mulai dari keamanan maritim, pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista), berbagi informasi, dan pendidikan militer.

Sementara itu, dalam sambutannya, Prabowo menyatakan keinginan pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dengan AS dalam bidang industri pertahanan dan pendidikan militer.

Prabowo mengungkapkan keinginan Indonesia untuk bisa mengirim personel tentaranya untuk belajar di akademi militer AS.

Dalam pertemuan dengan Menlu Retno, kedua menteri membahas penanganan pandemi virus corona (Covid-19) dan keamanan regional.

Sementara saat kunjungan ke Masjid Istiqlal, Miller disebut memuji Indonesia sebagai contoh toleransi dan pluralisme beragama.

Setelah Indonesia, Miller dijadwalkan mengunjungi Filipina.

Miller baru ditunjuk sebagai pelaksana tugas Menhan AS oleh Presiden Donald Trump pada 9 November lalu setelah pendahulunya, Mark Esper, dipecat sang presiden.

Esper pada akhir Oktober lalu juga mengunjungi Indonesia bersama Menlu Mike Pompeo.

Esper juga pernah mengungkapkan inisiatif baru untuk memperkuat dan memperluas aliansi dengan negara demokrasi yang berpikiran sama untuk melawan Rusia dan China.

Dia turut menggarisbawahi perlunya membangun hubungan yang lebih dekat dengan “negara demokrasi yang berpikiran sama seperti India dan Indonesia”.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>