Armenia Langgar Gencatan Senjata, Azerbaijan: 4 Tentara Tewas


Seorang pria Azerbaijan mengibarkan bendera Azerbaijan dan bendera Turki setelah Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengklaim pasukan Azerbaijan telah merebut Shushi, sebuah kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh yang telah di bawah kendali etnis Armenia selama beberapa dekade di Baku, Azerbaijan, Minggu (8/11/2020).(AP Photo)

Pejabat pemerintah Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh pada Minggu (13/12) melanggar gencatan senjata dan membunuh empat tentara Azerbaijan pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Kementerian Pertahanan dan Dinas Keamanan Negara mengatakan beberapa tentara Armenia tetap berada di kawasan hutan provinsi Hocavend meskipun setuju untuk mundur.

Seorang tentara menjadi martir dan seorang warga sipil terluka di dekat kota Hadrut pada Selasa (8/12) pekan lalu. Setelah serangan itu, Dinas Keamanan Negara harus melakukan operasi anti-teroris di wilayah tersebut.

Dilansir Anadolu, siaran pers mengatakan Baku memenuhi semua persyaratan untuk penarikan semua kelompok bersenjata dan Rusia juga meminta mereka untuk meninggalkan daerah itu melalui pengeras suara.

Dalam siaran pers, Baku mengatakan telah memenuhi semua persyaratan untuk penarikan semua kelompok bersenjata dan Rusia juga meminta mereka untuk meninggalkan daerah itu melalui pengeras suara.

Alih-alih meninggalkan wilayah, pasukan Armenia justru telah memperkuat posisi mereka lalu menyerang tentara dan warga sipil Azerbaijan.

Dilansir TRT World, ini adalah laporan korban pertama sejak kedua belah pihak menyepakati perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia.

Secara terpisah, pihak berwenang di Armenia mengatakan enam prajuritnya terluka dalam serangan militer Azerbaijan tanpa menyebutkan waktu.

Sementara penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan di daerah konflik tersebut melaporkan bahwa tidak ada bentrokan besar, tapi terdapat satu insiden pelanggaran gencatan senjata pada akhir pekan.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyayangkan bahwa kelompok Minsk dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) belum memainkan peran apa pun dalam menyelesaikan konflik Karabakh.

Pernyataan Aliyev muncul di tengah pertemuan kelompok OSCE Minsk di Baku yang dihadiri oleh ketua bersama OSCE, Stephane Visconti dari Prancis dan Andrew Schofer dari Amerika Serikat, bersama dengan Perwakilan Pribadi Ketua OSCE di Kantor Andrzej Kasprzyk.

Aliyev mengatakan status-quo di wilayah tersebut telah berubah dan kepemimpinan Azerbaijan telah menyelesaikan konflik selama puluhan tahun melalui kekuatan dan sarana diplomatik.

Menurutnya, meski kelompok Minsk dari OSCE menghasilkan gagasan dalam upaya menyelesaikan perselisihan, tapi itu tidak membuahkan hasil yang berarti.

Lebih lanjut, Aliyev mengatakan Azerbaijan menyelesaikan sendiri masalah ini dan negaranya berhasil mengalahkan Armenia di medan perang. Dia juga mengatakan bahwa Baku tidak memiliki masalah dengan penduduk Armenia yang menghuni daerah tersebut.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>