Ribuan Warga Kuba Demontrasi Desak Presiden Miguel Diaz Canel Turun


Ribuan warga Kuba turun ke jalan dan menggelar demonstrasi menentang krisis ekonomi pada Minggj (11/7), EPA/Ernesto Mastrascusa

Ribuan warga Kuba kemarin berdemonstrasi turun ke jalan untuk menentang pemerintahan komunis dengan meneriakkan slogan-slogan “Tumbangkan Kediktatoran” dan “Kami Ingin Kebebasan.”

Rakyat Kuba yang berada di Ibu Kota Havana sampai Santiago berunjuk rasa mendesak Presiden Miguel Diaz-Canel mundur dari jabatannya. Demo kali ini adalah yang terbesar di Kuba selama beberapa dasawarsa.

Dilansir dari laman Reuters, Senin (12/7), unjuk rasa ini terjadi di tengah lonjakan kasus pandemi Covid-19 seiring barang kebutuhan pokok yang makin langka, pengekangan kebebasan sipil, dan penanganan pandemi yang berantakan.

Ribuan warga di Havana meneriakkan “Diaz-Canel turun” dan mereka juga mengibarkan bendera Kuba dan menyerukan nama “Fidel”.

Kendaraan jip aparat keamanan dengan senjata mesin terlihat beredar di jalanan ibu kota dan polisi juga dikerahkan mengawal demonstran.

“Kami sedang mengalami masa sulit,” kata Miranda Lazara, 53 tahun, guru tari, yang ikut berunjuk rasa secara spontan di Havan. “Kami ingin perubahan sistem.”

Diaz-Canel yang juga pimpinan Partai Komunis dalam pidatonya kemarin sore mengecam musuh Kuba di era Perang Dingin, Amerika Serikat, yang beberapa tahun terakhir kian memperberat sanksi embargo kepada Kuba.

Diaz-Canel mengatakan banyak demonstran yang memang jujur tapi dimanipulasi oleh pihak AS lewat media sosial dan “tentara bayaran” di lapangan. Dia memperingatkan “provokasi” selanjutnya tidak akan dibiarkan dan dia meminta demonstran melawan “provokasi” semacam itu.

Sejumlah demonstran yang kebanyakan kaum muda mencaci Diaz-Canel yang ternyata muncul dalam demo, menurut sebuah video amatir yang beredar di dunia maya.

Kemarahan warga dipicu sulitnya pasokan bahan makanan sehingga harus membuat warga antre dan juga obat-obatan yang makin langka sejak dimulainya pandemi Covid-19, terlebih karena sanksi AS.

Demo di Kota San Antonio de los Banos, yang berbatasan dengan Havana, kemarin juga memperlihatkan ratusan warga menyerukan slogan antipemerintah dan mendesak penyediaan vaksin dan dihentikannya pemadaman listrik harian.

“Saya sedang berjalan di tengah kota untuk membeli makanan dan ada banyak orang berdemo di sana, membawa spanduk, dan berteriak-teriak,” kata warga bernama Claris Ramirez dalam sambungan telepon. “Mereka memprotes pemadaman listrik, juga tidak ada obat-obatan.”

Demo kemarin terjadi di hari yang sama Kuba mencatat kasus positif dan kematian karena Covid-19 tertinggi sejak pandemi, yaitu 6.923 kasus dan 47 kematian sehingga total mencapai 1.537 yang meninggal.

“Ini adalah angka yang menjadi peringatan melonjaknya kasus harian,” kata Fransisco Duran, kepala epidemiologi di Kementerian Kesehatan. 

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>