Connect with us

Berita

Usai Kudeta, Militer Sudan Pulangkan Perdana Menteri Abdalla Hamdok

Seorang sumber dari jajaran militer Sudan menyebut bahwa Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok sudah dipulangkan ke rumahnya. Hamdok yang baru saja digulingkan dan diamankan, kini telah diantar kembali ke kediamannya di distrik Kafouri. “Perdana menteri … telah diantar kembali ke rumahnya sendiri di distrik Kafouri dan langkah-langkah keamanan telah dilakukan di sekeliling rumahnya,” ujar sumber […]

Published

pada

Seorang sumber dari jajaran militer Sudan menyebut bahwa Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok sudah dipulangkan ke rumahnya.

Hamdok yang baru saja digulingkan dan diamankan, kini telah diantar kembali ke kediamannya di distrik Kafouri.

“Perdana menteri … telah diantar kembali ke rumahnya sendiri di distrik Kafouri dan langkah-langkah keamanan telah dilakukan di sekeliling rumahnya,” ujar sumber tersebut pada AFP.

Rusuh Imbas Kudeta Militer, Sudan Tutup Penerbangan

Sebelumnya Hamdok diketahui berada di rumah panglima militer sekaligus pemimpin kudeta Abdel Fattah al-Burhan. Ia pun membenarkan kabar tersiar tersebut.

“Di rumah saya … (dan) dalam keadaan sehat”. ucap Abdel Fattah, Selasa (26/10).

Sebelumnya, rumah Perdana Menteri SudanAbdalla Hamdok di Ibu Kota Khartoum dilaporkan telah dikepung militer pada Senin (25/10), setelah sejumlah pejabat negara ditahan kelompok tak dikenal dalam upaya kudeta.

Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas ditembak oleh angkatan bersenjata selama aksi protes menentang kudeta militer di Sudan.

Mereka juga mecatat setidaknya 80 orang terluka saat bentrok dengan angkatan bersenjata.

Selain itu, Sudan juga menutup akses penerbangan keluar dan masuk karena situasi negara yang belum kondusif usai militer Sudan mengambil alih komando dari PM Abdalla Hamdok.

Kudeta ini merupakan imbas dari krisis politik yang terjadi di negara Afrika Utara itu selama bertahun-tahun.

Sejak kudeta April 2019 berhasil menggulingkan mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir, militer dan kelompok masyarakat sipil pro-demokrasi terus berselisih memperebutkan kursi pemerintahan meski telah sepakat berdamai dan membagi kekuasaan.

Trending

Exit mobile version