Ditengah Situasi Memanas, China Sebut Tak akan Takut Hadapi AS


Di tengah peningkatan ketegangan di kawasan, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan bahwa Beijing tak akan takut menghadapi Amerika Serikat.

“Jika ada konfrontasi (menghadapi AS), (China) tidak akan takut, dan akan berjuang hingga akhir,” kata Wang Yi saat menyampaikan pidato seperti dikutip Reuters, Senin (20/12).

Wang menyatakan bahwa ketegangan kedua negara belakangan ini terjadi karena “kesalahan strategi” Amerika Serikat.

Meski demikian, Wang menyatakan bahwa China akan menyambut baik jika AS ingin ada kerja sama yang saling menguntungkan.

Wang menilai, tak ada salahnya jika kedua negara terlibat kompetisi. Namun, seharusnya perlombaan kedua negara itu bisa menjadi hal yang positif.

Hubungan antara China dan AS tegang karena berbagai isu, mulai dari saling tuding asal-usul Covid-19, perdagangan, hak asasi manusia, hingga tekanan Beijing terhadap Taiwan.

Saat berbincang dengan Presiden China, Xi Jinping, melalui telepon pada November lalu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menekankan kasus hak asasi manusia.

Xi juga memberikan peringatan terhadap Amerika bahwa China akan memberikan tanggapan atas bentuk provokasi apapun di Taiwan.

Selama ini, China mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari wilayah mereka. Namun, Taiwan bersikeras ingin memerdekakan diri.

China pun selalu marah jika ada negara yang menjalin hubungan dengan Taiwan. AS sendiri dilaporkan memberikan dukungan kepada militer Taiwan, baik dari senjata maupun pembentukan kualitas sumber daya manusianya.

Belakangan, China meningkatkan tekanannya terhadap Taiwan. Mereka kerap melakukan intimidasi dengan pengerahan jet tempur ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ).

Selain isu Taiwan, masalah hak asasi manusia juga memicu ketegangan AS dan China. Pekan lalu, Senat Amerika Serikat melarang impor dari wilayah Xinjiang, China.

Langkah tersebut diambil karena China dianggap melakukan tindakan pelanggaran HAM, seperti menerapkan kerja paksa terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>