Sah atau Tidak? Jika Seorang Mukmin Sholat Tidak Khusyu


Ilustrasi Menunaikan ibadah Sholat . (IST)

AKTUALITAS.ID – Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim apapun keadaannya. Siapapun yang berani meninggalkan shalat wajib maka akan mendapatkan hukuman yang berat dari Allah Swt.

Namun seringkali kita mengalami ketidakkhusyuan dalam melaksanakan shalat, lantas bagaimanakah jika kita mengalami hal yang demikian, apakah shalat kita tidak diterima dan sia-sia?

Khusyuk dalam sholat diartikan sebagai perasaan penuh kesungguhan dan keseriusan dalam menjalankan ibadah, meski tak jarang rasa khusyuk menjadi hal yang sulit dilakukan dalam sholat . Maka dari itu apakah khusyuk menjadi tolak ukur sholat seseorang diterima?

Khusyuk merupakan serapan dari kosa kata Bahasa Arab, yakni khasya’a (خَشَعَ) yang berarti tunduk, tenang, berserah, ataupun menunjukkan kehormatan. Maka dari itu khusyuk dalam sholat dapat dipahami sebagai bentuk kepasrahan jiwa dan raga ketika berhadapan dengan Sang Pencipta, Allah SWT.

Meski menjadi bagian yang lekat dalam pelaksanaan ibadah sholat, namun khusyuk bukanlah suatu hal yang mudah dijalankan. Berbagai gangguan sering kali menyerang seorang mukmin yang sedang sholat sehingga menghilangkan kekhusyukannya dalam ibadahnya.

Disisi lain, kekhusyukan dalam ibadah juga tidak dijadikan sebagai alat ukur dari diterima atau ditolaknya sholat seseorang. Khusyuk dalam sholat ditetapkan sebagai anjuran bagi ibadah agar salat seseorang semakin sempurna, bermakna, dan mendatangkan manfaat bagi dirinya.

Khusyuk dalam sholat juga diyakini mengandung banyak manfaat dan hikmah bagi pelakunya. Sebagaimana manfaat khusyuk dalam sholat dijelaskan dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-2.

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ, الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ

Qad aflahal mu’minuun. Allaziina hum fii Salaatihim khaashi’uun

Artinya: “(1) Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (2) (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya,” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

Dalam ayat tersebut, arti ‘beruntung’ juga dimaknai sebagai rasa bahagia. Maka dari itu, khuysuk dalam sholat menandakan adanya rasa bahagia yang akan dirasakan orang-orang beriman dalam ibadahnya.

Selain itu, khusyuk dalam sholat juga menjadikan seseorang dapat menikmati sholatnya dengan sepenuh hati, merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT, serta tidak merasakan adanya berat atau beban dalam menjalani ibadahnya. Dalam surat Al-Baqarah ayat 45 dijelaskan:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

Wasta‘înû bish-shabri wash-shalâh, wa innahâ lakabîratun illâ ‘alal-khâsyi‘în

Artinya: “Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,”. (QS. Al-Baqarah: 45)

Dari keterangan di atas dipahami bahwa khusyuk dalam sholat bukan menjadi tolak ukur diterima atau tidaknya sholat. Saat sholat seorang mukmin diharuskan untuk khusyuk, namun bila tidak memungkinkan maka sholatnya tetap sah. (Rafi)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>