Lakukan Aksi Kejahatan Perang, Erdogan Sebut Israel Sebagai “Negara Teroris”


Presiden Turki, Tayyip Erdogan

AKTUALITAS.ID – Agresi bertubi-tubi yang dilakukan oleh militer Israel (IDF) di Jalur Gaza, telah membuat para pemimpin negara di dunia melontarkan kritik tajam.

Baru-baru ini, Presiden Turki, Tayyip Erdogan telah melontarkan sebuah kritik tajam terhadap Israel atas apa yang dilakukan terhadap warga Palestina pada (16/11).

Tayyip Erdogan tak segan menyebut negara pimpinan Benyamin Netanyahu ini dengan sebutan “negara teroris” karena telah melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional.

Erdogan menyebut membunuh anak-anak dan menyerang rumah sakit tidak memiliki tempat dalam kitab suci Yahudi, Taurat.

“Menembaki rumah sakit atau membunuh anak-anak tidak ada dalam Taurat, Anda tidak bisa melakukannya,” kata Erdogan saat konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada wartawan, Jumat (17/11).

Erdogan sedang melakukan kunjungan yang kontroversial ke negara pembela setia Israel, Jerman. Pemimpin Turki itu mencap Israel sebagai negara teror dan berulang kali membela militan Hamas yang menguasai Gaza sebagai pembebas yang memperjuangkan tanah mereka.

Kedua pemimpin sempat saling bertukar kecaman mengenai perang Israel terhadap Hamas. Kanselir Olaf Scholz menekankan hak Israel untuk membela diri sementara Recep Tayyip Erdogan menuntut diakhirinya operasi militer Israel.

Erdogan memandang semua agama setara. Ia pun menolak anggapan bahwa kritik kerasnya ke Israel bernuansa anti-Semit.

“Bagi kami, tidak boleh ada diskriminasi antara Yahudi, Kristen, dan Muslim di kawasan ini. Saya telah berjuang melawan anti-Semitisme,” ujarnya.

Sementara pembicaraan dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada Jumat pagi, Erdogan mengatakan bahwa serangan Israel terhadap tanah Palestina harus diakhiri dan reaksi seluruh dunia terhadap pelanggaran hak asasi manusia adalah hal yang penting.

Namun Scholz menyuarakan dukungannya terhadap perang Israel, dengan mengatakan bahwa perdamaian jangka panjang tidak dapat dibangun di wilayah tersebut kecuali Hamas kehilangan kemampuannya untuk melancarkan serangan.“Ada kebutuhan untuk memungkinkan pertahanan diri Israel,” katanya. (Rafi)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>