Pria Berisiko Terkena Masalah Prostat, Berikut Penjelasan Dokter Spesialis 


Ilustrasi. Pria terkena prostat. (IST)

AKTUALITAS.ID – Gangguan prostat merupakan salah satu penyakit yang cukup umum dialami oleh pria, terutama yang telah berusia 50 tahun ke atas. Mari kenali lebih jauh seputar gangguan prostat dan penyebabnya agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra). Kelenjar prostat berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma.

Ukuran prostat normalnya sebesar biji kenari dan akan semakin besar seiring bertambahnya usia. Jika prostat terlalu besar atau mengalami masalah, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Dokter spesialis urologi RS Pondok Indah, dr Hilman Hadiansyah Sp U mengatakan, di antara masalah yang bisa melingkupi kelenjar tersebut, radang prostat termasuk adalah salah satunya.

“Radang prostat atau prostatitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri,” ujar dr Hilman seperti dilansir dari Antara, Jumat (22/12/2023).

Ia menjelaskan, kondisi tersebut dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering pada usia di bawah 50 tahun dan sebanyak 8,2 persen laki-laki akan mengalami kondisi ini selama hidupnya.

Menurutnya, mereka yang terkena prostatitis biasanya mengalami nyeri di daerah selangkangan, mulut zakar dan sensasi seperti terbakar di ujung kepala penis saat buang air kecil.

“Tetapi, di antara sejumlah gejala yang khas, yakni nyeri yang tidak bisa ditunjuk secara langsung lokasinya oleh pasien, namun terkadang dirasakan hingga anus,” terangnya.

Oleh karena itu, guna mendeteksi prostatitis, biasanya  dokter menyarankan seseorang dengan keluhan tersebut untuk menjalani pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA).

Sebanyak 60 persen pasien kasus prostatitis akut yang disebabkan bakteri memiliki kadar PSA meningkat. PSA dikatakan tinggi bila menunjukkan angka di atas 4 ng/ml. Selain PSA, pasien juga dapat memeriksakan urine-nya untuk melihat ada atau tidaknya kuman patogen, serta kadar leukosit, naik atau tidak.

“Pemeriksaan lainnya yakni colok dubur.  Biasanya pada kasus prostatitis, dokter tidak menemukan adanya benjolan, tetapi lebih ke pada saat diraba, ada nyeri yang sangat hebat dirasakan pasien,” jelasnya.

Apabila pasien memang terdiagnosis prostatitis, maka pengobatannya sebatas diberikan antibiotik. Hanya saja, menurut Hilman, beberapa antibiotik yang diberikan relatif cukup lama durasi pemakaiannya. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>