Keutamaan dan Tata Cara Melaksanakan Puasa Bulan Sya’ban


Ilustrasi. Keutamaan bulan Ramadhan. (ISTIMEWA)

AKTUALITAS.ID – Puasa bulan Sya’ban adalah salah satu puasa yang sangat dianjurkan bagi setiap orang Islam. 

Melaksanakan puasa bulan Sya’ban bisa dilakukan selama bulan Sya’ban atau pada sebagian hari di bulan mulia tersebut.

Artikel ini membahas puasa bulan Sya’ban dari aspek hukum, hikmah, keistimewaan melakukan dan tata cara puasa bulan Sya’ban.

Pada bulan Syaban terdapat banyak peristiwa penting yang menjadi salah satu alasan untuk mengerjakan puasa dan ibadah lainnya di bulan Syaban.

Salah satu alasan yang mendasari dianjurkannya puasa Syaban adalah waktu di mana amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Allah SWT pada bulan Syaban.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini hukum, keutamaan, dan niat puasa Syaban:

Hukum

Berdasarkan hadis Nabi yang sahih, mengerjakan puasa Syaban hukumnya adalah sunah. Dijelaskan dalam hadis-hadis tersebut, bahwa Rasulullah SAW sering melakukan puasa Syaban bahkan beliau mengerjakan puasa Syaban lebih banyak daripada puasa sunah lainya.

Rasulullah mengerjakan puasa Syaban hampir sepanjang hari selama bulan Syaban. Berikut ini salah satu hadis yang menjelaskan tentang Rasulullah SAW melaksanakan puasa Syaban:

“Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain hadis yang mensunahkan puasa Syaban, terdapat pula hadis yang mengharamkan puasa Syaban jika dikerjakan pada separuh terakhir bulan Syaban:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah SAW bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa’.” (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Menurut hadis tersebut, puasa Syaban haram untuk dikerjakan jika dimulai dari tanggal 16 Syaban. Maka, puasa Syakban harus mulai dilaksanakan dari tanggal satu atau maksimal tanggal 15 Syaban.

Jika puasa Syaban baru mulai dikerjakan dari tanggal 16 sampai akhir maka hukumnya haram dikerjakan. Keharaman tersebut tidak berlaku jika bertepatan dengan kebiasaan berpuasa, seperti puasa Senin-Kamis dan puasa yang diwajibkan karena nazar atau qadha puasa.

Keutamaan

Keutamaan puasa Syaban dijelaskan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi dalam kitab Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in. Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi menjelaskan bahwa keutamaan dari berpuasa pada bulan Syaban kelak di hari Kiamat nanti Rasulullah SAW akan memberikan syafaatnya kepada orang yang berpuasa di bulan Syaban.

“Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat.”

Hikmah

Puasa Syaban memiliki banyak hikmah salah satu hikmah yang utama, yakni karena bulan Syaban merupakan bulan yang diapit oleh dua bulan yang suci, yaitu bulan Rajab dan Ramadan. Sehingga bulan Syaban banyak dilalaikan oleh umat Islam. Untuk menghindari kelalaian tersebut maka disunahkanlah berpuasa di bulan Syaban.

Selain itu, bulan Syaban merupakan waktu di mana amal perbuatan manusia dihadapkan kepada Allah SWT. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid:

“Bulan Syaban adalah bulan yang biasa dilupakan orang karena letaknya antara Bulan Rajab dengan Bulan Ramadan. Bulan Syaban adalah bulan dimana diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i) 

Tata cara Puasa Syaban

Niat berpuasa wajib diucapkan di hati dan sunah mengucapkannya dengan liasan

نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya, “Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ.

Sahur lebih utama dikerjakan menjelang waktu subuh. Menjaga diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa dan perkataan yang dapat membatalkan pahala puasa

Ketika tiba waktunya berbuka atau waktu maghrib segerakanlah berpuka puasa.

Wallahu ‘alam. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>