Film “Samsara” Karya Garin Nugroho Akan Menyinari Esplanade Concert Hall di Singapura


Gambar dari cuplikan adegan dalam film "Samsara". (Film Samsara)

AKTUALITAS.ID – Pada tanggal 10 Mei 2024, Esplanade Concert Hall di Singapura akan menjadi saksi perdana tayang film bisu berjudul “Samsara” karya sutradara ternama Garin Nugroho. 

Film ini menjadi persembahan kolaborasi yang megah antara Cineria Films, Garin Workshop, dan Lynx Films bersama Esplanade-Theatres on the Bay Singapura dan Silurbarong.co dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Samsara terinspirasi dari kecintaan saya pada film klasik Jerman era 1920-an, Nesferatu (1922), dan Metropolis (1927), yang membawa saya kembali menggali tradisi lokal. Membuat karya ini bagi saya seperti memimpin dan menjalankan upacara tradisi yang hidup di berbagai wilayah Indonesia,” kata Garin Nugroho, sutradara “Samsara”.

Film yang dibintangi oleh aktor berbakat Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett, mengambil latar tempat di Bali pada tahun 1930-an. Ceritanya memaparkan perjalanan seorang pria dari keluarga sederhana yang terjebak dalam cinta terlarang dan mengadu nasib dengan perjanjian gaib yang berujung pada penderitaan.

Produksi film ini menjadi sebuah upacara seni yang melibatkan berbagai profesi seperti juru rias, juru masak, juru panggung, penari, dan pemusik. Setiap elemen dalam film ini merepresentasikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat pada masa itu, menghadirkan nuansa budaya yang kaya dan mendalam.

“Samsara” juga menampilkan beragam elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer. Para seniman dan penari ternama seperti Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, dan Aryani Willems turut memeriahkan kisah ini dengan kepiawaian mereka.

Pertunjukan Gamelan Bali untuk film ini dipersembahkan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer musik dan ahli etnomusikologi yang telah mempelajari berbagai tradisi musik dari seluruh dunia. Sedangkan musik elektronik digitalnya dibawakan oleh grup musik Gabber Modus Operandi, yang memberikan sentuhan modern pada pengalaman audiovisual “Samsara”.

Dengan penggalian mendalam pada tradisi lokal dan kolaborasi antara seni tradisional dan modern, “Samsara” diharapkan menjadi sebuah karya yang tak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi penonton internasional untuk lebih menghargai kekayaan budaya Indonesia dan mendukung perkembangan perfilman yang berkualitas. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>