DUNIA
Filipina Catat Lonjakan Kasus HIV 543%, 50 Infeksi Baru Terjadi Setiap Hari

AKTUALITAS.ID – Filipina mencatatkan lonjakan infeksi HIV yang sangat signifikan sebesar 543% antara tahun 2010 hingga 2023, menurut laporan global dari UNAIDS yang dirilis awal bulan ini. Meskipun masih termasuk negara dengan insiden HIV yang relatif rendah, peningkatan yang pesat ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama dengan jumlah orang yang hidup dengan HIV (ODHA) mencapai 189.900 pada tahun 2023 dan diperkirakan akan melonjak menjadi 448.000 pada 2030 jika tren ini berlanjut.
Benedict Bernabe, kepala kelompok advokasi HIV The Red Whistle, mengungkapkan bahwa situasi ini mengingatkan pada krisis AIDS yang melanda New York dan San Francisco pada 1980-an. Peningkatan infeksi HIV terutama terjadi di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria, yang menuntut adaptasi cepat dalam strategi pengujian dan intervensi oleh pemerintah.
Gibby Gorres dari kolektif Asia Tenggara Melawan Stigma menyoroti bahwa sebagian dari peningkatan ini terjadi pada kalangan muda, sebagian akibat kebijakan baru yang menurunkan usia tes HIV menjadi 15 tahun tanpa persetujuan orang tua. Meskipun demikian, Gorres menekankan pentingnya memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan seksual kepada kaum muda agar mereka bisa mengakses pengujian dan pengobatan dengan aman.
Pemerintah Filipina sendiri telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan pengujian HIV dan mengurangi stigma terhadap perawatan kesehatan seksual. Salah satu contohnya adalah Klinik Eastwood di Manila, yang menyediakan layanan tes HIV dan IMS secara gratis dalam lingkungan yang nyaman dan tidak menghakimi. Dr. Jeremy Jordan Castro, petugas medis di klinik tersebut, mengatakan bahwa HIV kini dapat dikelola seperti penyakit kronis lainnya, seperti hipertensi atau diabetes, berkat kemajuan dalam pengobatan.
Namun, meskipun upaya tersebut ada, masih terdapat tantangan besar terkait kesadaran HIV yang rendah, dengan sekitar 40% dari ODHA di Filipina tidak terdiagnosis. Ini diperburuk dengan rendahnya tingkat pengetahuan di kalangan kelompok berisiko tinggi seperti pekerja seks dan wanita transgender.
Meskipun ada kemajuan dalam pengobatan dan akses layanan, seperti profilaksis pra-pajanan (PrEP) yang tersedia gratis di klinik pemerintah, hanya 13% dari populasi kunci yang mengetahui tentangnya. Hal ini menyoroti perlunya meningkatkan aksesibilitas tes HIV dan edukasi kesehatan yang lebih luas. (Damar Ramadhan)
-
EKBIS16/04/2025 10:30 WIB
Was-Was Data China, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.825 per Dolar AS
-
EKBIS16/04/2025 12:30 WIB
Harga Minyak Dunia Tumbang, Brent dan WTI Anjlok
-
FOTO16/04/2025 21:17 WIB
FOTO: Melihat Suasana Terkini Dapur MBG Kalibata yang Berhenti Masak
-
NASIONAL16/04/2025 13:49 WIB
Kabar Duka: Hotma Sitompul Berpulang Setelah Dirawat di RSCM
-
EKBIS16/04/2025 18:31 WIB
Setiba dari Yordania, Mentan Sidak Bulog dan PIHC
-
OLAHRAGA16/04/2025 17:30 WIB
Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Arsenal: Leg Kedua Penentu Semifinal Liga Champions
-
NASIONAL16/04/2025 18:00 WIB
Kasus CPO, Kejagung: Jika Tak Beri Uang Suap Vonis Akan Diperberat
-
FOTO16/04/2025 21:00 WIB
FOTO: Melihat Balai Uji Perangkat Elektronik Terbesar se-Asia Tenggara Milik Komdigi