Connect with us

DUNIA

Alarm di Atlantik: Tanda ‘Kiamat’ Sirkulasi Laut Semakin Nyata Akibat Perubahan Iklim

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Ilustrasi citra satelit prakiraan cuaca sejumlah kota besar di Indonesia berlaku untuk Rabu (18/9/2024) (Foto: BMKG)

AKTUALITAS.ID – Perubahan iklim kembali menunjukkan dampaknya yang mengkhawatirkan. Para peneliti menemukan tanda-tanda kerusakan yang semakin nyata pada Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC), sebuah sistem arus laut vital di Samudra Atlantik yang sering disebut sebagai ‘sabuk pengangkut’ global. Kerusakan ini diprediksi dapat membawa dampak signifikan bagi iklim di berbagai belahan dunia.

Melalui pemodelan komputer dan analisis data historis, para ilmuwan menemukan AMOC mengalami titik kerusakan yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Mereka bahkan berhasil mengembangkan indikator peringatan dini untuk mendeteksi kerentanan sistem arus laut ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa AMOC saat ini berada dalam fase perubahan yang mendadak, sebuah kejadian yang belum pernah tercatat dalam 10 ribu tahun terakhir. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam mengingat peran krusial AMOC dalam menjaga keseimbangan iklim global.

Sebagai informasi, AMOC adalah sistem arus laut yang kuat, termasuk di dalamnya Arus Teluk, yang berfungsi membawa panas, karbon, dan nutrisi dari wilayah tropis menuju Lingkaran Arktik. Di sana, air mendingin dan tenggelam ke laut dalam, kemudian kembali bergerak ke selatan. Proses ini mendistribusikan energi ke seluruh planet dan membantu memoderasi dampak pemanasan global akibat aktivitas manusia.

Penyebab utama melemahnya AMOC adalah mencairnya gletser di Greenland dan lapisan es Arktik yang terjadi lebih cepat dari perkiraan. Air tawar yang masuk ke laut dalam jumlah besar menghambat proses tenggelamnya air asin dari selatan, yang merupakan motor utama pergerakan AMOC. Tercatat, kekuatan AMOC telah menurun sekitar 15% sejak tahun 1950, menjadikannya yang terlemah dalam satu milenium terakhir.

Sebuah penelitian bahkan memprediksi perubahan suhu permukaan laut yang mengindikasikan titik kritis AMOC dapat terjadi antara tahun 2025 hingga 2095. Namun, temuan ini mendapat sanggahan dari Kantor Meteorologi Inggris yang menyatakan bahwa keruntuhan AMOC pada abad ke-21 sangat tidak mungkin terjadi.

Terlepas dari perbedaan prediksi waktu, potensi dampak runtuhnya AMOC sangatlah mengkhawatirkan. Perubahan pola musim hujan dan kemarau di Amazon, fluktuasi suhu Bumi yang semakin tidak menentu, peningkatan suhu di Bumi bagian selatan, serta penurunan suhu dan curah hujan di Eropa adalah beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi jika ‘sabuk pengangkut’ laut Atlantik ini benar-benar mengalami kerusakan parah. Situasi ini menjadi pengingat betapa pentingnya upaya global dalam menekan laju perubahan iklim untuk mencegah bencana yang lebih besar. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING

Exit mobile version