DUNIA
Bom Bunuh Diri Gagal Targetkan Unjuk Rasa Politik di Balochistan, Pakistan
AKTUALITAS.ID – Sebuah aksi bom bunuh diri yang diduga menargetkan unjuk rasa politik di Provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, gagal menimbulkan korban jiwa selain pelaku sendiri. Insiden ini terjadi pada Sabtu (29/3/2025) di Distrik Mastung, menurut laporan pejabat kepolisian setempat.
“Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di dekat lokasi unjuk rasa, tetapi sejauh ini tidak ada laporan korban dari warga sipil. Hanya pelaku yang tewas dalam insiden tersebut,” ungkap seorang pejabat pusat kendali kepolisian Mastung kepada Anadolu melalui sambungan telepon.
Serangan ini menargetkan unjuk rasa yang dihadiri Ketua Partai Nasional Balochistan sekaligus tokoh nasionalis, Sardar Akhtar Mengal, yang beruntung selamat dari insiden ini. Aksi tersebut terjadi di kawasan Lak Pass, sebuah wilayah strategis di Mastung.
Serangan bom ini menambah ketegangan di Balochistan, yang dalam beberapa pekan terakhir mengalami peningkatan aksi kekerasan. Pada Kamis sebelumnya, delapan orang tewas dalam dua serangan terpisah di provinsi ini. Empat pekerja asal Punjab ditemukan tewas akibat penembakan di Distrik Kalat, sementara empat petugas kepolisian gugur dalam serangan di Noshki.
Hingga berita ini disiarkan, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, Tentara Pembebasan Balochistan (Balochistan Liberation Army – BLA), kelompok separatis yang telah lama aktif di wilayah ini, diketahui kerap melakukan serangan serupa di masa lalu.
Provinsi Balochistan yang kaya sumber daya mineral telah menghadapi pemberontakan berskala kecil selama bertahun-tahun. Awal bulan ini, kelompok separatis membajak sebuah kereta penumpang di wilayah Bolan, yang mengakibatkan tewasnya 31 orang, termasuk lima personel paramiliter. Sebagai tanggapan, pasukan keamanan melancarkan operasi selama satu hari penuh dan berhasil menewaskan 33 militan yang diduga terlibat dalam serangan tersebut.
Kelompok separatis di Balochistan terus memperjuangkan kemerdekaan provinsi ini, dengan klaim bahwa wilayah tersebut secara paksa dianeksasi oleh Pakistan pada tahun 1947 setelah berakhirnya kolonialisme Inggris. Ketegangan yang terus berlanjut menimbulkan tantangan besar bagi stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut. (YAN KUSUMA/DIN)
-
EKBIS28/10/2025 08:45 WIBDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru 28 Oktober 2025, Harga Pertalite dan Pertamax Stabil
-
EKBIS28/10/2025 10:30 WIBRupiah Menghijau Tipis, Yen Jepang Jadi Juara Asia Saat Peso Filipina Justru Anjlok
-
NASIONAL28/10/2025 15:00 WIB
Kemenhan: TNI Siapkan Langkah Awal Pengiriman Pasukan Pedamaian ke Gaza
-
EKBIS28/10/2025 11:45 WIBHarga Jual dan Buyback Emas Antam Kompak Merosot Rp 45.000 Pagi Ini
-
NASIONAL28/10/2025 11:00 WIBDKPP Copot Nasrul Muhayyang dari Jabatan Ketua Bawaslu Sulawesi Barat
-
NASIONAL28/10/2025 12:00 WIBIrjen Anwar: Anggota Polri Terlibat LGBT Langsung Dipecat Tanpa Hormat
-
POLITIK28/10/2025 19:00 WIBKPP-DEM Gelar Diskusi Media Bahas Digitalisasi Pemilu Bareng KPU, Bawaslu dan Kemkomdigi
-
NUSANTARA28/10/2025 12:30 WIBViral ‘Party’ di Kapal Pinishi, Anggota DPRD PAN Langkat Abaikan Maklumat Zulhas?

















