Connect with us

DUNIA

Trump Makin Agresif Ancam China dengan Tarif Super Tinggi

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Istimewa

AKTUALITAS.ID – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali mencapai titik didih. Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengancam akan memberlakukan lonjakan tarif tambahan yang signifikan, mencapai 50 persen, terhadap barang-barang impor dari China. Ancaman ini dilontarkan jika Beijing tidak mencabut tarif balasan yang sebelumnya mereka terapkan terhadap produk AS.

Melalui unggahan di platform media sosial Truth Social pada Senin (7/4/2025), Trump bahkan menyatakan akan menghentikan seluruh pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan. Tak hanya itu, ia juga mengisyaratkan akan segera memulai negosiasi dengan negara-negara lain yang juga mengajukan permintaan serupa.

Komentar pedas Trump ini muncul setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan lebih dari 50 negara telah memulai negosiasi terkait kebijakan tarif impor yang diumumkan pada Rabu (2/4/2025) lalu. Bessent mengklaim bahwa antusiasme negosiasi ini menjadi bukti pengaruh besar Trump dalam perdagangan global.

Trump juga mengakui telah berdiskusi dengan para pemimpin negara dari Eropa dan Asia pada akhir pekan lalu. Ia menyebutkan sebagian besar pemimpin tersebut berharap tarif negara mereka dapat diturunkan hingga 50 persen, namun dengan “harga” yang mahal. Kebijakan tarif yang telah mengguncang pasar saham global ini dianalogikan Trump sebagai “obat” pahit yang diperlukan untuk memulihkan kondisi.

Ancaman terbaru Trump ini tentu saja memperdalam jurang ketidakpastian dalam perdagangan internasional. Sebelumnya, kebijakan tarif AS telah menyebabkan nilai saham global merosot, termasuk di pasar Asia. China sendiri telah merespons dengan memberlakukan tarif timbal balik sebesar 34 persen terhadap impor AS, menandai eskalasi yang signifikan dalam sengketa dagang kedua negara.

Kementerian Luar Negeri China dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak mencari konflik, namun juga tidak takut menghadapinya. Mereka “tekanan dan ancaman bukanlah cara yang tepat untuk berinteraksi dengan China,” sebagaimana dikutip dari CNN pada Minggu (6/4). Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini, dengan potensi dampak yang luas bagi perekonomian global. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING