Connect with us

DUNIA

“Operasi Senyap” Gagal: Israel Akui Rencana Pembunuhan Khamenei di Tengah Perang dengan Iran

Aktualitas.id -

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Office of the Iranian Supreme Leader via AP)

AKTUALITAS.ID – Pengakuan mengejutkan datang dari Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. Ia membenarkan negaranya sempat merencanakan pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, selama konflik bersenjata yang berlangsung selama 12 hari terakhir. Namun, rencana itu gagal total karena Khamenei mendapat pengamanan super ketat dan bergerak secara “bawah tanah”.

Dalam wawancara eksklusif dengan Channel 13 Israel pada Kamis (26/6/2025), Katz menegaskan operasi pembunuhan tersebut tidak memerlukan restu dari Amerika Serikat, membantah rumor Washington memveto aksi itu. “Kami ingin melenyapkan Khamenei, namun tidak ada peluang operasional,” ujarnya.

Menurut Katz, intelijen Israel mendeteksi Khamenei telah mengetahui adanya rencana pembunuhan dan langsung memutus kontak dengan para komandan elit Garda Revolusi Iran yang menggantikan mereka yang terbunuh dalam gelombang pertama serangan Israel. Namun, hingga kini tidak ada bukti kuat yang menunjukkan Khamenei sempat terputus dari lingkaran militernya.

Selama perang berlangsung, Khamenei tetap tampil lewat video dan menyampaikan pesan penuh tantangan. Dalam pernyataan pascagencatan senjata, Khamenei menyatakan bahwa Iran “tidak akan pernah menyerah” kepada Amerika Serikat, sekaligus mengklaim kemenangan atas konflik tersebut.

Puncak ketegangan terjadi ketika Iran melancarkan serangan balasan ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar markas besar militer AS di Timur Tengah setelah Washington secara terbuka mendukung serangan Israel. Aksi ini disebut-sebut sebagai titik balik perang yang memaksa Israel menghentikan serangan dan membuka jalan menuju gencatan senjata.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai hasil perang ini sebagai “jendela peluang” untuk memperluas perjanjian diplomatik dengan negara-negara Arab, mengacu pada Perjanjian Abraham. Ia mengklaim kemenangan besar dan menyebut bahwa perang telah membuka jalan menuju perdamaian yang lebih luas.

Namun, Iran punya narasi sebaliknya. Teheran menyebut telah berhasil menggagalkan misi utama Israel: menghancurkan program nuklir dan rudal balistik Iran. Bahkan, serangan rudal balasan Iran diklaim berhasil menyebabkan kehancuran luas di beberapa wilayah Israel.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Katz juga mengungkap negaranya telah mendapatkan “lampu hijau” dari Presiden AS Donald Trump untuk kembali menyerang Iran jika negara itu dianggap membuat kemajuan dalam program nuklirnya. Meski begitu, Khamenei menyebut AS terlalu membesar-besarkan dampak serangan terhadap situs-situs nuklir Iran seperti Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Ketegangan antara kedua negara masih membara, dan meski senjata untuk sementara diam, perang narasi dan strategi politik masih terus berkecamuk. Siapa yang benar-benar menang Israel atau Iran masih jadi pertanyaan besar di tengah pergeseran dinamika geopolitik kawasan. (Mun)

TRENDING