Connect with us

DUNIA

Anak-anak di Gaza Tewas Terkena Bom Paku Israel

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Tank dan artileri pasukan penjajah Israel (IDF) dilaporkan menembaki ribuan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan pangan di tengah kelaparan di Gaza, Kamis (29/2/2024). [foto: X/@QudsNen]

AKTUALITAS.ID – Tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza kembali menjadi sorotan dunia setelah terungkap militer Israel menggunakan bom paku dalam serangan-serangannya. Senjata mematikan ini menyebabkan banyak anak-anak menjadi korban jiwa, dengan serpihan logam yang menembus tubuh dan menyebabkan luka dalam yang berujung pada kematian.

Dokter-dokter di Gaza menyampaikan mereka telah berjuang keras menyelamatkan anak-anak yang dipindahkan ke rumah sakit dalam kondisi mengenaskan. Para korban mengalami luka bakar parah serta cedera akibat pecahan peluru dan logam tajam dari bom paku yang ditembakkan dari drone Israel.

Menurut laporan Aljazirah, rudal drone yang digunakan militer Israel dilengkapi dengan paku-paku dan logam yang menyebar secara mematikan saat meledak. Pecahan logam itu melukai organ dalam dan menyebabkan pendarahan hebat. Dalam beberapa pekan terakhir, Israel secara intensif melancarkan serangan terhadap kerumunan warga sipil, termasuk di pasar, antrean air, hingga dapur umum tempat masyarakat mencari makanan.

Hari Jumat (18/7/2025), setidaknya 30 warga Palestina dilaporkan tewas dalam rentetan serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza. Sistem kesehatan yang nyaris lumpuh dipaksa menentukan prioritas perawatan, bahkan harus memilih siapa yang mendapat kesempatan hidup terlebih dahulu.

Di lingkungan Tuffah, Kota Gaza, tiga warga dilaporkan syahid akibat serangan, sementara lima lainnya tewas dalam serangan di Jabalia an-Nazla, Gaza utara. Serangan juga menghantam kamp pengungsi di al-Mawasi, wilayah selatan Gaza yang sebelumnya disebut “zona aman”. Serangan ini menyebabkan kebakaran hebat dan menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang bayi.

Jumlah korban jiwa yang terus bertambah kini mencapai 58.667 orang sejak Oktober 2023, dengan 139.974 lainnya mengalami luka-luka sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Sejak genosida kembali dilancarkan pada 18 Maret 2025, setidaknya 7.843 orang tewas dan hampir 28.000 lainnya terluka.

Situasi medis semakin memburuk akibat blokade Israel yang membatasi akses bahan bakar dan logistik. Di Rumah Sakit al-Shifa, layanan seperti dialisis ginjal terpaksa dipangkas. Pasien dengan penyakit kronis, seperti Omda Dagmash dan Rowaida Minyawi, mengaku tidak lagi mendapatkan perawatan yang memadai. “Apa yang harus kami lakukan? Meninggal di rumah?” kata Minyawi lirih.

Petugas medis juga terpaksa menunda sebagian besar operasi karena keterbatasan listrik. Banyak unit rumah sakit tak lagi berfungsi. “Halaman rumah sakit telah berubah menjadi kuburan,” ujar Ziad Abu Humaidan dari bagian teknik rumah sakit.

Upaya penyelamatan pun terhambat karena ambulan dan tim penyelamat menjadi target serangan. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan, sementara jenazah berserakan di jalan-jalan Gaza.

Meski Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Internasional menyerukan gencatan senjata serta langkah pencegahan genosida, serangan Israel terus berlangsung tanpa henti, memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung ini. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version