Connect with us

DUNIA

CIA Jalankan Misi Rahasia di Venezuela: Trump Beri Izin

Aktualitas.id -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

AKTUALITAS.ID – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka mengonfirmasi ia telah memberikan izin kepada CIA Venezuela untuk menjalankan operasi rahasia. Pengakuan mengejutkan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas, serta beberapa serangan laut AS yang telah menewaskan sedikitnya 27 orang.

Pengungkapan ini membenarkan laporan eksklusif dari The New York Times yang menyebutkan bahwa strategi Washington diarahkan untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Selain operasi CIA, Trump juga menyatakan pemerintahannya tengah mempertimbangkan opsi serangan darat ke Venezuela.

Menanggapi eskalasi yang terjadi, Presiden Nicolas Maduro menyerukan penghentian langkah-langkah yang ia sebut sebagai upaya “perubahan rezim”.

“Tidak untuk pergantian rezim yang mengingatkan kita pada perang yang gagal di Afghanistan, Irak, Libya. Tidak untuk kudeta yang dilakukan oleh CIA, Amerika Latin tidak menginginkannya, tidak membutuhkannya dan menolaknya,” tegas Maduro.

Seruan ini muncul setelah insiden berulang di mana Amerika Serikat telah melakukan enam serangan terhadap kapal-kapal di perairan Venezuela dalam beberapa pekan terakhir, diiringi pengerahan pasukan AS atas perintah Trump. Sehari setelah pernyataan Maduro, AS kembali mengumumkan serangan laut terhadap sebuah kapal di Karibia.

Ketika dikonfirmasi mengenai izin operasi CIA Venezuela tersebut, Trump memberikan dua alasan utama:

“Saya mengizinkan karena dua alasan, sebenarnya. Pertama, mereka (Venezuela) telah mengosongkan penjara mereka ke Amerika Serikat,” jawab Trump.

“Dan hal lainnya ialah narkoba. Kami memiliki banyak narkoba yang datang dari Venezuela, dan banyak narkoba Venezuela datang melalui laut, jadi Anda bisa melihatnya, tetapi kami juga akan menghentikannya melalui darat,” tambahnya.

Meski demikian, Trump menolak menjawab secara langsung ketika ditanya apakah CIA memiliki wewenang untuk menyingkirkan Maduro, menyebutnya sebagai “pertanyaan konyol” untuk dijawab, namun ia meyakini Venezuela “sedang merasakan tekanan.”

Operasi maritim AS di perairan Venezuela telah menimbulkan kekhawatiran hukum internasional. Hingga kini, AS belum menunjukkan bukti publik bahwa kapal-kapal yang dibom mengangkut narkotika ke wilayah Amerika Serikat, meskipun serangan-serangan tersebut dilaporkan menyebabkan setidaknya 27 orang tewas.

Salvador Santino Regilme, profesor madya di Universitas Leiden, menyoroti bahwa penggunaan kekuatan mematikan di laut harus tunduk pada prinsip proporsionalitas dan hak hidup, sejalan dengan UNCLOS dan Konvensi Perdagangan Narkoba PBB 1988.

Di Caracas, pemerintah Venezuela menuduh AS melanggar hukum internasional dan Piagam PBB. Maduro telah mengumumkan kesiapan negaranya untuk perang bersenjata jika diperlukan, menggerakkan militer, polisi, dan milisi yang diklaim berjumlah satu juta orang.

“Kami siap untuk perang bersenjata, jika perlu,” tegas Maduro, sambil membandingkan situasi ini dengan serangan “Nazi” di masa lalu dan meningkatkan propaganda militer di seluruh negeri. (Mun)

TRENDING