EKBIS
Kemenangan Trump Diprediksi Beri Angin Segar bagi Sektor Tambang & Migas
AKTUALITAS.ID – Kemenangan Donald J. Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) diyakini akan membawa dampak positif bagi sektor energi global, terutama tambang dan migas. Ekonom menilai bahwa kebijakan Trump yang lebih pro terhadap sektor energi fosil dan komoditas akan memberi dorongan bagi industri tersebut, berbeda dengan pendekatan pemerintahan Presiden Joe Biden yang lebih fokus pada energi terbarukan.
Chief Economist BCA David Sumual menyatakan bahwa selama masa jabatan Trump dari 2016 hingga 2020, sektor pertambangan minyak dan gas memperoleh dukungan yang signifikan. “Dengan kembali terpilihnya Trump, secara historis, beliau lebih mendukung sektor energi fosil dan komoditas. Ini berbeda dengan pemerintahan Biden yang lebih mendukung energi terbarukan,” ujar David dalam acara Minerba Expo 2024, di Balai Kartini, Jakarta.
David menambahkan bahwa kebijakan Trump diperkirakan akan mengubah isu-isu global, dengan lebih banyak fokus pada penguatan sektor energi fosil, membuka peluang besar di sektor ini dalam empat tahun ke depan. Menurutnya, sektor tambang, terutama yang berhubungan dengan komoditas seperti nikel, tembaga, dan bauksit, akan mendapat keuntungan besar dari kebijakan ini, termasuk peningkatan investasi yang lebih signifikan.
“Program hilirisasi sektor tambang, khususnya nikel, telah berkembang pesat dan kita berharap ini akan diikuti oleh mineral lainnya. Program hilirisasi ini memerlukan pendanaan besar yang tidak bisa bergantung sepenuhnya pada perbankan nasional, terutama dalam situasi likuiditas yang ketat,” tambah David.
Selain itu, David juga menyoroti kebijakan perdagangan Trump yang berpotensi meningkatkan inflasi AS, terutama dengan penerapan tarif tinggi terhadap produk-produk asal Tiongkok dan negara lainnya. “Trump berencana mengenakan tarif sampai 60% untuk produk Tiongkok dan 20% untuk negara lain. Ini berisiko memicu inflasi di AS,” ujarnya.
Namun, David melihat potensi dampak positif bagi sektor pertambangan di Indonesia, terutama dengan penguatan dolar yang diharapkan terjadi akibat kebijakan Trump. Ketidakstabilan geopolitik global, seperti ketegangan dan perang, juga diperkirakan akan menjaga harga komoditas tetap tinggi, meskipun ada penurunan dibandingkan dengan tahun 2022 akibat kebijakan suku bunga AS yang agresif.
“Ketidakpastian geopolitik akan mendukung harga komoditas tetap tinggi. Dengan kecenderungan suku bunga yang menurun, ini justru akan membawa dampak positif bagi sektor pertambangan dan energi,” jelas David.
Meski sektor batu bara diperkirakan akan stagnan dalam jangka pendek, tren global dan kebijakan pro-komoditas dari Trump diharapkan akan memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi sektor tambang dan energi. (Enal Kaisar)
-
NASIONAL16/11/2025 09:00 WIBPolisi Aktif di Jabatan Sipil Terancam Putusan MK, Berikut Daftarnya
-
NASIONAL16/11/2025 06:00 WIBPEDPHI: RUU KUHAP Berpotensi Optimalkan Sistem Peradilan Pidana Indonesia
-
POLITIK16/11/2025 07:00 WIBRUU Pemilu: Integrasi Teknologi dan AI Jadi Fokus Utama
-
JABODETABEK16/11/2025 07:30 WIBPolda Metro Jaya Buka Layanan SIM Keliling Hari Minggu, Ini Lokasinya
-
NASIONAL16/11/2025 10:00 WIBEddy Soeparno Tegaskan Kesiapan Indonesia Pimpin Aksi Iklim Asia di COP30
-
NUSANTARA16/11/2025 06:30 WIBBencana Longsor Cilacap: 11 Jenazah Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut
-
OASE16/11/2025 05:00 WIBMengenal Surat Al-Qasas Ayat 1-28: Kisah Nabi Musa dan Pertolongan Allah
-
EKBIS16/11/2025 08:30 WIBPertamina Naikkan Harga Dexlite dan Pertamina Dex, Ini Daftar Harga BBM Hari Ini