Connect with us

EKBIS

Rupiah Awal Pekan Menguat ke Rp16.189, Dolar AS Tertekan Jelang Pelantikan Trump

Aktualitas.id -

Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Mata uang rupiah membuka perdagangan awal pekan pada Senin (6/1/2025) dengan penguatan tipis sebesar 0,05%, mencapai posisi Rp16.189 per dolar Amerika Serikat (AS). Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa penguatan ini setara dengan kenaikan 8 poin dibandingkan dengan level sebelumnya, sementara indeks dolar AS mengalami pelemahan sebesar 0,06%, mencapai posisi 108,88.

Dalam pergerakan mata uang lainnya di Asia, dolar Hong Kong dan dolar Singapura juga menguat masing-masing sebesar 0,02% dan 0,06%. Sedangkan dolar Taiwan dan won Korea Selatan mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 0,09% dan 0,07%. Namun, yen Jepang dan peso Filipina mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,22% dan 0,06%.

Seiring dengan penguatan rupiah, pasar global tampaknya berupaya mengambil sikap hati-hati menjelang pelantikan presiden terpilih AS, Donald Trump, pada 20 Januari mendatang. Ketidakpastian mengenai rencana tarif impor yang tinggi, pemotongan pajak, dan pembatasan imigrasi menjadi sorotan utama pasar.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa indeks dolar AS akan terus menguat sepanjang tahun ini, didorong oleh arah kebijakan proteksionisme yang akan diterapkan oleh Trump. Ia menyatakan bahwa indeks dolar AS diperkirakan akan mencapai tingkat tertinggi di level 114 dalam waktu dekat.

Ibrahim menambahkan bahwa penguatan indeks dolar AS ini akan berdampak pada harga emas, yang diproyeksikan akan terkoreksi seiring dengan kebijakan perekonomian dan perdagangan yang akan diterapkan oleh Trump. Harapan akan penurunan suku bunga oleh The Fed juga berkurang, dengan perkiraan hanya akan terjadi dua kali penurunan, berbeda dari ekspektasi awal yang memperkirakan empat kali penurunan.

“Ini semua menghadirkan potensi bagi indeks dolar untuk kembali mencetak rekor tertinggi, meskipun ada ketidakpastian yang mengelilingi kebijakan baru yang akan diterapkan oleh pemerintahan Trump,” jelas Ibrahim kepada wartawan. (Enal Kaisar)

TRENDING

Exit mobile version